KIEV, KOMPAS.TV - Memasuki hari keempat, Rusia melanjutkan gempuran rudal. Sebelumnya Rusia menghajar infrastruktur pelabuhan dan kini menyasar bangunan penyimpanan peternakan di wilayah Odessa, Ukraina.
Sebelumnya Rusia juga mencabut kesepakatan ekspor gandum melalui Laut Hitam dan memberlakukan blokade Laut Hitam.
Rudal Rusia lainnya merusak apa yang dijelaskan pejabat hanya sebagai "fasilitas infrastruktur penting" di sebelah barat daya kota pelabuhan Odessa, yang menurut media barat bertujuan untuk melumpuhkan ekspor makanan Ukraina, seperti dilaporkan oleh Associated Press, Jumat (21/7/2023).
Moskow menyatakan telah melakukan "serangan balasan" sepanjang minggu ini setelah keluar dari kesepakatan ekspor gandum Laut Hitam. Rusia menggambarkan serangan itu sebagai balas dendam atas serangan Ukraina terhadap jembatan buatan Rusia menuju Crimea, semenanjung Laut Hitam yang dianeksasi Moskow pada tahun 2014.
Rusia menyatakan, mulai Kamis mereka akan menganggap semua kapal yang menuju perairan Ukraina berpotensi membawa senjata. Oleh Washington sikap ini dianggap sebagai isyarat bahwa Rusia mungkin menyerang kapal-kapal sipil. Kiev kemudian merespons dengan memberikan peringatan serupa terhadap kapal-kapal yang menuju Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan armada Laut Hitam mereka telah berlatih menembakkan roket pada "sasaran terapung" dan menangkap kapal. Duta besar Moskow untuk Washington membantah rencana untuk menyerang kapal-kapal tersebut seperti yang dilaporkan oleh Straits Times, Jumat (21/7/2023).
Serangan dalam beberapa hari terakhir membuat Odessa menjadi sasaran Rusia setelah Moskow meninggalkan kesepakatan perang yang memungkinkan Ukraina mengirimkan gandum melalui pelabuhan utama di Laut Hitam.
Dalam serangan terhadap situs penyimpanan, dua rudal jelajah yang terbang rendah menyebabkan kebakaran, dan kemudian rudal lain menghantam selama upaya pemadaman kebakaran, demikian yang dijelaskan oleh Gubernur Wilayah Odessa, Oleg Kiper. Serangan tersebut melukai dua orang, merusak peralatan, dan menghancurkan 100 ton metrik kacang polong dan 20 ton metrik barley, tambah Kiper.
Baca Juga: Afrika Terancam Kelaparan, Semakin Buruk Karena Tak Dapat Pasokan Makanan dari Ukraina
Rusia menargetkan infrastruktur ekspor gandum kritis Ukraina sebagai bentuk balas dendam atas apa yang diklaimnya sebagai serangan Ukraina yang merusak jembatan penting antara Rusia dan Semenanjung Krimea.
"Musuh terus melakukan teror, dan ini jelas terkait dengan perjanjian gandum," kata Natalia Humeniuk, juru bicara Komando Operasional Militer Ukraina Wilayah Selatan.
Sumber : Associated Press / Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.