Kompas TV internasional kompas dunia

Gempuran Rudal Rusia Terhadap Odessa Masuk Hari Keempat, Hantam Fasilitas Penyimpanan Ternak

Kompas.tv - 22 Juli 2023, 02:05 WIB
gempuran-rudal-rusia-terhadap-odessa-masuk-hari-keempat-hantam-fasilitas-penyimpanan-ternak
Fasilitas penyimpanan pangan Ukraina yang digempur rudal Rusia. Rusia melanjutkan gempuran rudal, memasuki hari keempat, sebelumnya menghajar infrastruktur pelabuhan dan kini menyasar bangunan penyimpanan peternakan di wilayah Odesa, Ukraina, Jumat. (21/7/2023). Sebelumnya Rusia mencabut kesepakatan ekspor gandum melalui laut hitam dan juga memberlakukan blokade Laut Hitam. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

Baik Rusia maupun Ukraina mengumumkan mereka akan menganggap kapal-kapal yang menuju pelabuhan Laut Hitam masing-masing sebagai target militer potensial.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Vershinin, mengklarifikasi pengumuman Kementerian Pertahanan awal minggu ini bahwa Moskow menyatakan area luas di Laut Hitam berbahaya untuk pelayaran. Kementerian tersebut menyatakan akan menganggap kapal-kapal yang datang sebagai bermuatan senjata dan menganggap negara benderanya sebagai pihak yang terlibat dalam konflik di pihak Ukraina.

Vershinin mengatakan angkatan laut Rusia akan memeriksa kapal-kapal tersebut untuk memastikan mereka tidak membawa muatan militer sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.

"Tidak ada lagi koridor kemanusiaan laut, adanya zona bahaya militer yang ditingkatkan," ujarnya dalam konferensi pers.

Vershinin menambahkan Rusia akan memenuhi kebutuhan negara-negara Afrika meskipun kesepakatan tersebut berakhir. Presiden Vladimir Putin berjanji untuk menyediakan gandum gratis bagi negara-negara miskin di Afrika.

Baca Juga: AS Pastikan Bom Tandan yang Dikirim ke Ukraina Telah Digunakan, Berfungsi Efektif

Rusia melanjutkan gempuran rudal, memasuki hari keempat, sebelumnya menghajar infrastruktur pelabuhan dan kini menyasar bangunan penyimpanan peternakan di wilayah Odessa, Ukraina, Jumat (21/7/2023). Sebelumnya Rusia mencabut kesepakatan ekspor gandum melalui laut hitam dan juga memberlakukan blokade Laut Hitam. (Sumber: AP Photo)

Institut untuk Studi Perang, sebuah lembaga pemikir berbasis di Washington, menyatakan serangan baru-baru ini terhadap infrastruktur pelabuhan dan gandum serta ancaman eskalasi di laut "mungkin merupakan bagian dari upaya Kremlin untuk memanfaatkan keluarnya Rusia dari Inisiatif Gandum Laut Hitam dan mencari konsesi yang luas dari Barat."

Di Turki, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan negara-negara Barat harus mengatasi tuntutan Rusia untuk mengembalikan koridor gandum Laut Hitam.

"Rusia memiliki beberapa keinginan. Jika ini dapat diatasi, Rusia mendukung kembali koridor gandum ini," kata Erdogan, yang membantu menegosiasikan kesepakatan tersebut. "Kami tahu (Putin) memiliki beberapa harapan dari negara-negara Barat. Negara-negara Barat perlu bertindak dalam masalah ini."

Dia mengulangi dirinya akan berbicara dengan Putin melalui telepon dan berharap dapat bertemu dengannya di Turki bulan depan.

Dalam komentarnya yang dilaporkan oleh agen berita resmi Anadolu dan media lainnya, Erdogan memperingatkan berakhirnya inisiatif gandum akan meningkatkan harga makanan secara global, meningkatkan kelaparan, dan memicu gelombang migrasi baru.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan angkatan laut telah melakukan latihan yang menyimulasikan tindakan untuk menutup sebagian dari Laut Hitam. Dalam manuver tersebut, sebuah kapal rudal menembakkan rudal jelajah anti-kapal pada target tiruan.

Kementerian tersebut juga mengatakan telah menembakkan senjata laut jarak jauh pada fasilitas-fasilitas "yang digunakan untuk persiapan serangan teroris terhadap Federasi Rusia dengan melibatkan drone," dan menambahkan "semua target yang ditentukan telah terkena." Namun, Kementerian Pertahanan Rusia tidak memberikan rincian lebih lanjut.




Sumber : Associated Press / Straits Times




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x