KHARTOUM, KOMPAS.TV - Sebanyak 17 orang tewas, termasuk lima anak-anak karena serangan udara di Khartoum. Serangan udara terjadi Sabtu (17/6/2023), ke distrik Yarmouk yang merupakan pemukiman padat penduduk.
Dilaporkan 25 rumah hancur dalam serangan udara tersebut. Insiden penyerangan tersebut terjadi sehari setelah seorang jenderal top mengancam akan melangkah maju melakukan penyerangan terhadap pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF).
Baca Juga: Joe Biden Bikin Bingung, Tegaskan AS Tak Akan Permudah Ukraina Gabung NATO Meski Kerap Beri Dukungan
Pertempuran antara tentara Sudan dan RSF pecah pada pertengahan April sebagai hasil dari perubahan kekuasan di kepemimpinan militer negara itu.
Pada awal Juni, RSF mengeklaim kontrol sepenuhnya di Yarmouk, area di Ibu Kota yang menjadi pusat fasilitas pembuatan senjata.
Jumlah korban tewas atas pertempuran kedua pihak saat ini sangat sulit untuk ditetapkan, tapi dipercaya lebih dari 1.000 orang.
Itu termasuk warga sipil yang terjebak dalam pertempuran saling tembak.
Sebenarnya gencatan senjata beberapa kali terjadi, tetapi hingga kini perang belum juga usai.
Menurut RSF seperti dikutip dari BBC, serangan terakhir menargetkan warga sipil di Mayo, Yarmouk dan Mandela.
Baca Juga: Swedia: Kami Sudah Penuhi Komitmen Antiterorisme agar Boleh Masuk NATO, Turki Katakan Belum
Pihak tentara tak berkomentar dengan serangan udara yang terjadi di Yarmouk.
Sejak pertempuran dimulai puluhan sipil warga sipil telah melarikan diri melewati perbatasan ke negara tetangga, Chad.
Dokter dan rumah sakit di sana telah kewalahan dan berjuang untuk mengatasinya.
Kekerasan juga telah membangkitkan kembali konflik dua dekade di wilayah Darfur, sebelah barat Sudan.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.