TEL AVIV, KOMPAS.TV - Sebanyak 40 eks sandera Israel yang telah dibebaskan dari tahanan Hamas dan 250 keluarga sandera meminta Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu hentikan serangan ke Gaza.
Pada Jumat (21/3/2025), mereka telah menandatangani surat yang menuntut agar serangan ke Gaza dihentikan dan kembali ke meja negosiasi dengan Hamas.
Hal itu harus dilakukan untuk mengamankan pembebasan ke-59 sandera yang tersisa.
Baca Juga: Israel Hancurkan Satu-satunya Rumah Sakit Kanker di Gaza, Akan Dijadikan Pangkalan Militer
Mereka juga memperingatkan kegagalan melakukannya akan mengakibatkan kematian bagi sandera yang masih hidup.
“Surat ini ditulis dengan darah dan air mata, serta disusun oleh teman-teman dan keluarga kami yang orang-orang terkasihnya terbunuh dan dibantai dalam penahan, dan menyerukan: Hentikan pertempuran,” bunyi surat itu dikutip dari The Times of Israel.
“Kembalilah ke meja perundingan dan selesaikan sepenuhnya perjanjian yang akan memulangkan semua sandera, bahkan dengan mengorbankan perang. Tekanan militer membahayakan mereka, dan tak ada yang lebih mendesak daripada memulangkan semua sandera,” ujarnya.
Pada pertengahan Januari, Israel dan Hamas sepakat untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera, serta pembebasan tahanan yang berlangsung 42 hari.
Hamas sendiri telah membebaskan 30 sandera yang masih hidup, dan jasad dari 8 sandera yang terbunuh.
Sedangkan Israel telah membebaskan nyaris 2.000 tahanan Palestina yang ditahan, sebelum fase satu kesepakatan berakhir.
Kesepakatan tersebut awalnya akan memungkinkan fase kedua yang akan mengakhiri perang secara permanen dengan imbalan pembebasan sandera yang tersisa dan lebih banyak tahanan Palestina.
Tetapi Israel menolak mengizinkan penyelesaian jangka panjang apa pun yang akan mempertahankan Hamas sebagai kekuatan pemerintahan di Gaza.
“Kami menyerukan dukungan (menghentikan perang). Mereka yang kembali dari tahanan dan mengalami horor, keluarga dari sandera di Gaza dan lumpuh karena teror, mereka yang menerima orang tercinta mereka kembali, dan mereka yang terpaksa harus menguburkan orang tercinta, mengetahui mereka seharusnya bisa selamat,” kata surat itu.
Surat itu juga menegaskan bahwa pertempuran akan membunuh sandera yang masih hidup dan menghilangkan yang sudah mati.
Baca Juga: Rusia-Ukraina Saling Menyalahkan atas Serangan ke Stasiun Pengukuran Gas di Kursk, Ini Tuduhannya
“Ini bukan slogan, ini kenyataan. 41 sandera harus membayar dengan nyawa mereka, kami, anggota keluarga mereka harus membayarnya. Mereka harus kembali untuk pelukan dan rehabilitasi, tetapi mereka tak kembali,” tulis surat itu.
Surat itu juga mengkritik pemerintahan karena memilih perang tanpa henti ketimbang menyelamatkan dan mengembalikan sandera, dan telah mengorbankan mereka dengan melakukannya.
“Ini adalah kebijakan kriminal. Anda tak memiliki mandat untuk mengorbankan 59 sandera,” tulisnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.
Severity: Core Warning
Message: PHP Startup: Unable to load dynamic library 'newrelic.so' (tried: /usr/lib64/php/modules/newrelic.so (/usr/lib64/php/modules/newrelic.so: cannot open shared object file: No such file or directory), /usr/lib64/php/modules/newrelic.so.so (/usr/lib64/php/modules/newrelic.so.so: cannot open shared object file: No such file or directory))
Filename: Unknown
Line Number: 0
Backtrace: