Mantan kandidat gubernur dari Partai Republikan, Lee Zeldin, menggambarkan pidato tersebut "memicu anti-semitisme."
Sementara itu, Wali Kota New York Eric Adams menyebut pernyataan Mohammed tersebut sebagai "kata-kata negatif yang menimbulkan perpecahan."
CUNY sendiri menyebut pidato tersebut sebagai "ekspresi kebencian secara terbuka terhadap orang-orang dan komunitas berdasarkan agama, ras, atau afiliasi politik mereka."
Baca Juga: Ulah Putin di Ukraina Buat Moskow Diserang Drone, Warga Semakin Ketakutan
Tetapi banyak pembela hak asasi Palestina tampak bingung dengan kecaman tersebut.
Mereka menekankan apa yang dikatakan Mohammed bukanlah kebencian atau fanatisme.
Mereka mengatakan fitnah terhadap Mohammed sesuai dengan pola serangan publik yang lebih luas terhadap mereka yang mengkritik Israel dan bertujuan untuk mencegah kritik lebih lanjut terhadap kebijakan negara tersebut.
Menurut Adam Shapiro, direktur advokasi untuk Israel-Palestina di Democracy for the Arab World Now (DAWN), para organisasi dan politikus pro-Israel ingin kecaman terhadap Mohammed akan mendorong para aktivis solidaritas Palestina agar tutup mulut.
“Tapi saya pikir itu sebenarnya memiliki efek sebaliknya. Saya pikir ini sebenarnya akan membuat lebih banyak orang untuk bicara,” tutur Shapiro.
Jewish Voice for Peace atau Suara Yahudi untuk Perdamaian, sebuah kelompok Yahudi anti-pendudukan, juga memuji Mohammed dan mengecam para pengkritiknya.
"Kami mengutuk karakterisasi yang salah terhadap pidatonya sebagai anti-semitisme hanya karena dia menggambarkan dengan akurat kondisi rakyat Palestina setiap hari. Kami tidak bisa tidak setuju dengannya bahwa 'Palestina tidak bisa lagi menjadi pengecualian dalam upaya kita mewujudkan keadilan'," kata Jewish Voice for Peace cabang Kota New York.
Sumber : Al-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.