"Kemarin, AHA Center didampingi tim monitoring ASEAN akan menyerahkan bantuan kemanusiaan, tapi sangat disayangkan, di tengah perjalanan terjadi baku tembak-menembak," kata Presiden ketujuh Republik Indonesia ini.
Ia menegaskan, peristiwa tersebut tak akan menyurutkan tekad Indonesia dan ASEAN untuk menyerukan perdamaian.
"Yang ingin saya tegaskan bahwa hal ini tidak akan menyurutkan tekad ASEAN dan Indonesia untuk menyerukan kembali hentikan kekerasan, stop using force, stop violence," tegas Jokowi.
"Karena rakyat yang akan menjadi korban, karena kondisi ini tidak akan membuat siapa pun menang," imbuhnya.
Pada Minggu (7/5/2023), Presiden Jokowi menerangkan, konflik Myanmar perlu diselesaikan melalui dialog, bukan penjatuhan sanksi.
Baca Juga: Jokowi Desak Isu Perdagangan Manusia di Myanmar Masuk Agenda KTT ASEAN
"Ya, secara khusus akan dibahas tapi acuan kita tetap untuk Myanmar. Acuan kami tetap five point concensus, tetap jadi acuan, tetapi harus dengan dialog, karena menurut saya sanksi itu bukan sebuah solusi," kata Jokowi melalui video yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden.
Jokowi menegaskan, Indonesia berharap konflik di Myanmar dapat selesai dan mengajak siapa pun untuk berkolaborasi dan bekerja sama.
"Dan kita tidak ingin ASEAN menjadi proxy siapa pun, proxy negara mana pun. Karena yang kita inginkan ASEAN adalah terbuka, kerja sama dengan siapa pun dengan negara mana pun," katanya.
"Sehingga penyelesaian setiap masalah di ASEAN adalah prinsip dialog," imbuhnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.