NAIROBI, KOMPAS.TV - Kepolisian Kenya kembali menemukan sekitar 26 jasad yang diduga pengikut sekte sesat yang mengajarkan kelaparan, di sebelah timur negara itu.
Jumlah tersebut membuat total jasad yang sudah ditemukan terkait kultus kontroversial itu sebanyak 47.
Tim pencari yang menggunakan pakaian putih dan dilengkapi dengan masker, terus melakukan penggalian di pemakaman massal di hutan Shakahola yang berada di tanah milik pemimpin kultus tersebut.
Sejumlah jasad pun telah dimasukkan ke dalam kantong plastik putih.
Baca Juga: Mengerikan, 12 Kuburan dari Pengikut Pastor Kontroversial di Kenya Ditemukan di Berbagai Tempat
“Hari ini kami telah menggali 26 jasad lagi, dan ini menjadikan jumlah total jenazah dari tempat itu menjadi 47,” kata kepala divisi investigasi kriminal Malindi, Charles Kamua, Minggu (23/4/2023), dikutip dari The Guardian.
Pencarian terus dilakukan tidak hanya untuk menemukan jasad, tetapi juga penyintas sekte sesat tersebut.
Polisi melancarkan operasi setelah jasad pertama ditemukan pekan lalu.
Area hutan Shakahola dengan luas 325 hektare di dekat Malindi, Kenya timur, telah ditutup untuk operasi pencarian.
Menteri Dalam Negeri Kenya Kithure Kindiki mengumumkan bahwa ia akan mengunjungi lokasi pada Selasa (25/4/2023).
Hal itu mendorong penyelidikan besar-besaran terhadap sekte sesat bernama Good News International Church.
Baca Juga: Ukraina Terus Minta Amunisi Artileri 155mm, Inilah Alasan Pentingnya
Polisi telah menangkap pemimpin gereja, Pastor Paul Ntenghe Makenzi, yang dilaporkan mengatakan kepada para pengikutnya untuk membuat diri mereka kelaparan demi bertemu Yesus.
Informasi dari anggota masyarakat mengarahkan polisi untuk menggerebek properti pastor tersebut di Malindi, di mana mereka menemukan 15 orang dalam kondisi kurus kering, termasuk empat orang yang kemudian meninggal.
Polisi mengungkapkan ada puluhan kuburan yang tersebar di pertanian Makenzi, dan penggalian dimulai sejak Jumat (21/4/2023).
Menurut media lokal, Makenzi telah menyerahkan diri ke polisi dan didakwa pada bulan lalu, setelah dua anak kelaparan hingga tewas saat berada dalam hak asuh orang tuanya.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.