WASHINGTON, KOMPAS.TV - Seorang perempuan Ukraina berusia 57 tahun yang berasal dari Kherson mengungkapkan kekejian tentara Rusia.
Ia mengatakan kepada anggota DPR Amerika Serikat (AS) bahwa tentara Rusia memukulinya, mengancam memperkosanya dan dipaksa menggali kubur sendiri.
Perempuan yang hanya diketahui sebagai Lybov itu membagikan kisahnya kepada Komite Hubungan Luar Negeri DPR AS saat sidang mengenai kejahatan Rusia, Rabu (19/4/2023).
Kisahnya adalah satu dari dua kesaksian kuat dan mengerikan yang dilakukan tentara Rusia di Ukraina.
Baca Juga: Tak Hanya di Indonesia, Mudik di Malaysia saat Lebaran Juga jadi Sorotan
Nama belakang mereka dirahasiakan oleh komite atas permintaan para penyintas.
Pengalaman Lyubov, bersama Roman, 16 tahun, yang dipindahkan secara paksa ke Rusia dan ditempatkan bersama keluarga yang berusaha mengindoktrinasi hanyalah sebagian dari puluhan ribu insiden kejahatan yang dilakukan Rusia sejak invasi ke Ukraina tahun lalu.
Jaksa Agung Ukraina, Andriy Kostin, yang ikut bersaksi mengatakan kantornya telah mendaftarkan sekitar 80.000 insiden yang berpotensi sebagai kejahatan perang.
Hingga saat ini mereka telah menghukum sekitar 31 tentara Rusia untuk kejahatan perang di pengadilan Ukraina.
Lyubov yang bekerja sebagai akuntan, hidup di bawah pendudukan Rusia nyaris selama setahun, dan mengungkapkan ia didatangi mereka pada Januari lalu.
Berbicara melalui penerjemah, ia mengatakan tentara Rusia memaksa masuk ke riumahnya.
Mereka mengeklaim mencari senjata, dan menyita peta Ukraina, bendera Ukraina, souvenir magent dengan gambar Ukraina, dan juga koin dengan pita biru dan kuning yang merupakan simbol korban Perang Dunia II.
“Itu adalah bukti mereka untuk melawan saya,” ujarnya dilansir dari CNN.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.