“Seseorang dari keluarganya seharusnya melakukan hal itu dengan cara yang seharusnya beberapa lama lalu,” tambahnya.
Demonstrasi pro-demokrasi menarik perhatian puluhan ribu orang, dan militer mengerahkan ribuan tentara untuk mengonfrontasi mereka.
Pada hari kesembilan demonstrasi, tentara melepaskan tembakan ke arah demonstran yang berkumpul di kantor pemerintahan provinsi di Gwagju.
Diduga para tentara ini juga melakukan tindakan pemukulan, penyiksaan dan serangan seksual.
Militer Korea Selatan juga memerintahkan helikopter untuk menembaki demonstran dan menyiapkan jet tempur yang dipersenjatai bom.
Saksi mata yang selamat menegaskan korban tewas sebenarnya dalam tragedi itu diketahui lebih dari 200 orang.
Baca Juga: Pemerintah Kota Makkah Operasikan Laboratorium Bergerak, Pastikan Makanan Jemaah Bersih dan Sehat
Pada 2018, Pemerintah meminta maaf atas pemerkosaan yang dilakukan para tentara di Gwangju.
Pemerintahan Chun Doo-hwan sendiri berakhir pada 1988.
Ia didakwa karena pengkhianatan dan korupsi pada 1997, tetapi kemudian dibebskan dari penjara setelah mendapat grasi dari presiden.
Ia meninggal pada 2021 di usia 90 tahun.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.