HELSINKI, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyatakan, Ukraina akan menjadi anggota aliansi di kemudian hari.
Stoltenberg menyebut, menjadikan Ukraina anggota NATO akan terjadi dalam "jangka panjang."
Ketika menghadiri konferensi pers besama Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin di Helsinki, Selasa (28/2/2023), Stoltenberg menyebut prioritas utama aliansinya adalah memastikan kedaulatan Ukraina sebagai negara merdeka di tengah invasi Rusia.
"Sekutu-sekutu NATO telah bersepakat bahwa Ukraina akan menjadi bagian dari aliansi kami, tetapi itu ada dalam perspektif jangka panjang," kata Stoltenberg dikutip The Guardian.
Baca Juga: PM Inggris Raya Ingin NATO Jamin Keamanan Ukraina, Lipatgandakan Bantuan Senjata
Pada Juni 2021 lalu, sebelum invasi Rusia, Stoltenberg menegaskan Ukraina dapat menjadi anggota NATO dan intervensi Rusia tidak akan berpengaruh.
Namun, pada Februari 2022, sebelum NATO mengambil kebijakan lebih jauh, Rusia meluncurkan invasi berskala besar ke Ukraina.
NATO menjanjikan Ukraina bisa bergabung di kemudian hari ketika KTT NATO di Bukares pada April 2008 silam.
Ketika meluncurkan invasi, Presiden Rusia Vladimir Putin merujuk kans aksesi Ukraina ke NATO sebagai salah satu alasan.
Putin menyebut ekspansi NATO ke Eropa Timur mengancam Rusia.
Vladimir Putin memakai dalih "demiliterisasi dan denazifikasi" untuk menyerang Ukraina sejak Februari 2022 lalu.
Baca Juga: Bagaimana Perang Ukraina Jadi Ajang Cari Duit Kelompok Tentara Bayaran
Sumber : Kompas TV/The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.