Anjing pelacak dan kamera termal sempat mendeteksi tanda-tanda kehidupan dari dua orang, kata tim penyelamat.
Namun, beberapa saat setelah tengah malam, delapan jam sejak penyelamatan dimulai, tim menghentikan upaya mereka.
"Tak seorang pun masih hidup," kata Mujdat Erdogan, seorang anggota AFAD.
"Saya pikir kami tidak dapat lagi menyelamatkan orang," ujarnya.
Tim penyelamat dari Kyrgyztan berusaha menolong satu keluarga asal Suriah di bawah reruntuhan gedung di Antakya. Tiga orang, termasuk seorang anak, berhasil dievakuasi. Ibu dan ayahnya selamat, tetapi anak itu meninggal kemudian karena dehidrasi.
Baca Juga: Gempa Turki Disebut Paling Mematikan Nomor 5, Ternyata Nomor 1 di Indonesia
Kembarannya dan seorang kakak perempuannya juga ditemukan dalam keadaan sudah meninggal.
"Kami mendengar teriakan saat menggali hari ini satu jam lalu. Ketika kami menemukan orang yang masih hidup kami selalu merasa senang," kata Atay Osmanov, seorang petugas penyelamat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 26 juta orang di Turki dan Suriah memerlukan bantuan kemanusiaan.
Di Suriah, yang melaporkan lebih dari 5.800 kematian, Program Pangan PBB (WFP) mengatakan otoritas di bagian barat laut negara itu menutup akses ke wilayah tersebut.
Direktur WFP David Beasley mengatakan, blokade itu menghambat operasi pengiriman bantuan dan harus segera dibenahi.
Sebagian besar kematian di Suriah terjadi di wilayah barat laut negara itu, yang dikuasai para pemberontak. Mereka berperang dengan pasukan yang loyal kepada Presiden Bashar Al Assad.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.