“Skala besar dari tragedi kemanusiaan tidak terbayangkan. Ini tidak kurang dari serangan terhadap Pakistan,” cuitnya. Dia menyatakan belasungkawa kepada keluarga para korban, mengatakan rasa sakit mereka "tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata."
Pihak berwenang belum menentukan siapa yang berada di balik pengeboman itu. Namun tidak lama setelah ledakan, Sarbakaf Mohmand, seorang komandan Taliban Pakistan yang juga dikenal sebagai Tehreek-e-Taliban Pakistan atau TTP, mengaku kelompoknya bertanggung jawab atas serangan itu dalam sebuah unggahan di Twitter.
Namun beberapa jam kemudian, juru bicara TTP Mohammad Khurasani menjauhkan kelompok itu dari pengeboman, dengan mengatakan bahwa bukan kebijakannya untuk menyasar masjid, seminari, dan tempat-tempat keagamaan. Ia juga menambahkan, mereka yang mengambil bagian dalam tindakan semacam itu dapat menghadapi tindakan hukuman di bawah kebijakan TTP.
Pernyataannya tidak membahas mengapa seorang komandan TTP mengaku bertanggung jawab atas pengeboman tersebut.
Pakistan, yang sebagian besar Muslim Sunni, mengalami lonjakan serangan milisi sejak November, ketika Taliban Pakistan mengakhiri gencatan senjata mereka dengan pasukan pemerintah.
Awal bulan ini, Taliban Pakistan mengeklaim salah satu anggotanya menembak dan membunuh dua petugas intelijen, termasuk direktur sayap kontraterorisme dari agen mata-mata Inter-Services Intelligence yang berbasis militer di negara itu.
Baca Juga: Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan, Sedikitnya 20 Orang Tewas dan 96 Lainnya Terluka
Pejabat keamanan hari Senin mengatakan, pria bersenjata itu dilacak dan tewas dalam baku tembak di barat laut, dekat perbatasan Afghanistan.
TTP terpisah, tetapi merupakan sekutu dekat Taliban Afghanistan. Mereka telah mengobarkan pemberontakan di Pakistan dalam 15 tahun terakhir, mencari penegakan hukum Islam yang lebih ketat, pembebasan anggotanya dalam tahanan pemerintah dan pengurangan kehadiran militer Pakistan di wilayah provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang telah lama digunakan sebagai basisnya.
Taliban Pakistan adalah kelompok militan yang dominan di provinsi itu, dan Peshawar sering menjadi tempat serangan. Pada tahun 2014, faksi Taliban Pakistan menyerang sebuah sekolah yang dikelola tentara di Peshawar dan menewaskan 154 orang, kebanyakan anak sekolah.
Afiliasi regional dari kelompok Negara Islam juga berada di balik serangan mematikan di Pakistan dalam beberapa tahun terakhir. Secara keseluruhan, kekerasan meningkat sejak Taliban Afghanistan merebut kekuasaan di negara tetangga Afghanistan pada Agustus 2021, ketika pasukan AS dan NATO ditarik keluar dari negara itu setelah perang selama 20 tahun.
Gencatan senjata pemerintah Pakistan dengan TTP berakhir karena negara itu masih menghadapi banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya musim panas lalu yang menewaskan 1.739 orang, menghancurkan lebih dari 2 juta rumah, dan pada satu titik menenggelamkan sepertiga dari negara itu.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.