KABUL, KOMPAS.TV - Taliban mengutuk Pangeran Harry yang mengaku telah membunuh 25 orang di Afghanistan.
Pengakuan itu dibuat anggota keluarga kerajaan Inggris tersebut dalam buku memoarnya, Spare, yang mulai dijual di Spanyol beberapa hari jelang peluncuran global pada 10 Januari 2023.
Harry mengaku telah membunuh 25 warga Afghanistan saat bertugas sebagai pilot helikopter militer dan menggambarkan mereka sebagai "pion catur yang disingkirkan dari papannya."
Taliban pun menegaskan apa yang dilakukan Pangeran Harry itu sebagai bukti kekejaman Barat.
Baca Juga: Waduh! Siswa SD 6 Tahun di AS Tembak Gurunya di Dalam Kelas, Nyawanya Sempat Terancam
“Pendudukan Barat atas Afghanistan merupakan momen menjijikkan dalam sejarah manusia,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan yang dikendalikan Taliban, Abdul Qahar Balkhi, seperti dilansir Middle East Eye, Jumat (6/1/2023).
“Komentar-komentar Pangeran Harry adalah mikrokosmos dari trauma yang dialami warga Afghanistan di tangan pasukan pendudukan yang membunuh warga tak berdosa tanpa pertanggungjawaban apa pun,” lanjutnya.
Pada salah satu bagian dalam memoarnya, suami Meghan Markle itu mengenang dua penugasannya ke Afghanistan.
Ia menjadi pengontrol udara pada 2007/2008, dan pada 2012 ia menjadi pilot helikopter Apache dari Korps Udara Angkatan Darat Inggris.
Ia ditempatkan di Camp Bastion yang ada di wilayah selatan Afghanistan.
“Itu bukan jumlah yang membuat saya merasa puas, tapi juga tak membuat saya merasa malu,” tulis Harry, menurut versi bahasa Spanyol buku tersebut.
Ia pun mengatakan saat dirinya merasakan panasnya pertempuran dan kebingungan, dirinya tak menganggap 25 orang yang dibunuhnya sebagai manusia.
“Mereka hanya pion catur yang disingkirkan dari papannya. Orang jahat yang dihabisi sebelum mereka membunuh orang baik,” katanya.
Pemimpin Taliban Anas Haqqani pun mengutuk pernyataan Pangeran Harry yang menyebut orang-orang yang dibunuhnya itu sebagai "pion catur".
“Tuan Harry! Orang-orang yang Anda bunuh bukan pion catur, mereka adalah manusia. Mereka memiliki keluarga yang menunggu mereka pulang,” kata Haqqani di Twitter.
Baca Juga: Pangeran Harry Mengaku Pernah Dipukul Jatuh Putra Mahkota Inggris Pangeran William saat Bertengkar
“Di antara para pembunuh orang-orang Afghanistan, tak banyak yang memiliki kesopanan Anda untuk mengungkapkan nurani mereka dan mengakui kejahatan perang yang mereka lakukan,” lanjutnya sambil meledek.
Haqqani pun menambahkan dirinya yakin Harry tidak akan dipanggil oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atau dikutuk oleh para aktivis hak asasi manusia (HAM).
“Karena mereka tuli dan buta untukmu. Tetapi semoga saja kejahatan ini akan diingat dalam sejarah kemanusiaan,” tambahnya.
Taliban, kelompok militan yang berkuasa pertama kali di Afghanistan pada era 1990-an, bukan pelaku serangan-serangan 11 September di Amerika Serikat (AD). Tetapi dituding pemerintah AS melindungi para petempur anggota Al Qaeda yang bertanggung jawab atas serangan 9/11 tersebut.
Pada akhir 2001, AS dan sekutu-sekutunya menginvasi Afghanistan yang hingga kini berada dalam kekacauan dan instabilitas.
Per September 2021, 70.000 lebih warga sipil Afghanistan dan Pakistan diperkirakan tewas sebagai dampak langsung dari perang tersebut.
Dalam bukunya tersebut, Pangeran Harry juga secara blak-blakkan mengungkapkan apa yang terjadi kepadanya, termasuk mengakui adanya pertengkaran antara dirinya dan Pangeran Williams terkait Meghan Markle.
Sumber : Middle East Eye
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.