Ia pun mengatakan saat dirinya merasakan panasnya pertempuran dan kebingungan, dirinya tak menganggap 25 orang yang dibunuhnya sebagai manusia.
“Mereka hanya pion catur yang disingkirkan dari papannya. Orang jahat yang dihabisi sebelum mereka membunuh orang baik,” katanya.
Pemimpin Taliban Anas Haqqani pun mengutuk pernyataan Pangeran Harry yang menyebut orang-orang yang dibunuhnya itu sebagai "pion catur".
“Tuan Harry! Orang-orang yang Anda bunuh bukan pion catur, mereka adalah manusia. Mereka memiliki keluarga yang menunggu mereka pulang,” kata Haqqani di Twitter.
Baca Juga: Pangeran Harry Mengaku Pernah Dipukul Jatuh Putra Mahkota Inggris Pangeran William saat Bertengkar
“Di antara para pembunuh orang-orang Afghanistan, tak banyak yang memiliki kesopanan Anda untuk mengungkapkan nurani mereka dan mengakui kejahatan perang yang mereka lakukan,” lanjutnya sambil meledek.
Haqqani pun menambahkan dirinya yakin Harry tidak akan dipanggil oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atau dikutuk oleh para aktivis hak asasi manusia (HAM).
“Karena mereka tuli dan buta untukmu. Tetapi semoga saja kejahatan ini akan diingat dalam sejarah kemanusiaan,” tambahnya.
Taliban, kelompok militan yang berkuasa pertama kali di Afghanistan pada era 1990-an, bukan pelaku serangan-serangan 11 September di Amerika Serikat (AD). Tetapi dituding pemerintah AS melindungi para petempur anggota Al Qaeda yang bertanggung jawab atas serangan 9/11 tersebut.
Pada akhir 2001, AS dan sekutu-sekutunya menginvasi Afghanistan yang hingga kini berada dalam kekacauan dan instabilitas.
Per September 2021, 70.000 lebih warga sipil Afghanistan dan Pakistan diperkirakan tewas sebagai dampak langsung dari perang tersebut.
Dalam bukunya tersebut, Pangeran Harry juga secara blak-blakkan mengungkapkan apa yang terjadi kepadanya, termasuk mengakui adanya pertengkaran antara dirinya dan Pangeran Williams terkait Meghan Markle.
Sumber : Middle East Eye
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.