Severity: Notice
Message: Undefined offset: 1
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 265
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 265
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
Shalabi menambahkan, masalah yang diderita olahraga di Palestina bukan hanya pemain yang dibunuh oleh militer, tetapi juga pendudukan itu sendiri.
"Mereka tidak membiarkan orang berpindah antarkota di Palestina. Tentara sering menghentikan pemain di pos pemeriksaan, membuat mereka terlambat untuk pertandingan mereka," tutur Shalabi.
"Jika Anda berada di Gaza, dan tim nasional Anda berlatih di Ramallah, Israel tidak akan memberi Anda izin yang Anda perlukan untuk berlatih di Ramallah."
Baca Juga: Ceritakan Aksi Zionis dalam Peristiwa Nakba Palestina, Film Farha Diserang Buzzer, Sutradara Diteror
"Gas air mata dan bom suara telah dilemparkan ke tribune stadion sepak bola selama pertandingan. Di Gaza, mereka juga menargetkan infrastruktur, menghancurkan tribune," ungkapnya.
Sepak bola, bagi Palestina, merupakan kesempatan kaum muda untuk berjuang melepaskan diri dari pendudukan dan menempatkan negara mereka di peta.
"Penembak jitu itu tidak hanya membunuh impian Ahmed, tapi juga impian negara. Dia adalah masa depan liga sepak bola nasional Palestina," ucap Sayyaj.
Mahmoud, yang telah mengetahui bagaimana perkembangan dan bakat Daraghma semenjak kanak-kanak, memuji komitmen dan kecintaannya pada sepak bola.
"Saya melatihnya di (kampung halamannya) Tubas ketika dia masih muda. Dia dengan cepat mulai bermain melawan anak-anak yang lebih tua berkat keahliannya," kata sang pelatih.
"Baik secara profesional maupun pribadi, Ahmed bekerja keras untuk mencapai tingkat keahliannya," lanjutnya.
"Dua minggu lalu, dia mengatakan kepada saya bahwa dia mendapat banyak tawaran berbeda untuk bermain di liga lain, tetapi memutuskan bahwa dia ingin bermain dengan kami dan menjadikan tim kami salah satu yang terbaik di Palestina," ungkap Mahmoud.
Baca Juga: PBB Sepakat Peringati 75 Tahun Tragedi Nakba Palestina, Israel Meradang
Tahun 2022 menjadi tahun paling berdarah bagi warga Palestina yang berada di Yerusalem dan Tapi Barat sejak PBB mulai mencatat kematian dari tahun 2005.
Total, lebih dari 170 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat pada sepanjang tahun ini.
Kebijakan "tembak-bunuh" Israel telah dikecam selama bertahun-tahun oleh kelompok hak asasi manusia. Tetapi, ketika Israel dipimpin pemerintahan paling kanan dalam sejarahnya, pembunuhan di luar hukum terhadap warga Palestina malah semakin lebih sering terjadi.
Menteri Keamanan Nasional Israel yang akan datang, Itamar Ben-Gvir, telah mendorong pembunuhan warga Palestina dengan darah dingin.
Teranyar, ia memuji seorang tentara Israel, yang menembak seorang warga Palestina empat kali dari jarak dekat, sebagai pahlawan.
“Orang Israel tidak membedakan antara pemain sepak bola, jurnalis, dokter, dan paramedis. Mereka membunuh semua orang Palestina. Tidak masalah apakah Anda seorang pejuang atau bukan,” ujar Shalabi.
"Ini adalah serial TV di Palestina, dan pembunuhan Ahmed hanyalah episode lainnya. Israel menginginkan tanah tanpa manusia."
Baca Juga: Pasukan Israel Tembak Mati Tiga Warga Palestina di Tepi Barat, Termasuk Dua Bersaudara
Sumber : Middle East Eye
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.