CHONGQING, KOMPAS.TV – "Meninggal, meninggal!" teriak seorang staf dengan alat pelindung lengkap saat dia menyerahkan sertifikat kematian kepada seorang perawat. Rumah sakit mereka di China tengah dibanjiri pasien Covid-19.
China sedang berjuang melawan gelombang infeksi baru yang menyerang keras para lansia, tetapi secara resmi mencatat hanya segelintir kematian yang terjadi akibat virus corona. Ini setelah pemerintah menetapkan kembali kriteria penghitungan kematian akibat Covid-19.
Di Rumah Sakit Rakyat No. 5 di Chongqing, lobi pintu masuk utama telah diubah menjadi bangsal Covid darurat, seperti dikutip dari France24, Jumat (23/12/2022).
Di atrium yang luas, sekitar selusin tempat tidur yang ditempati oleh sebagian besar pasien lanjut usia dengan infus IV ditutup dengan pita merah dan putih.
Di ruangan terdekat, sekitar 40 pasien kebanyakan lansia dan paruh baya duduk di sofa dan berbaring di tempat tidur menerima infus, beberapa terlihat batuk-batuk.
Seorang perawat mengatakan mereka semua mengidap Covid-19.
Di unit perawatan intensif di sebelahnya, tiga orang berbaring di tempat tidur yang terpasang respirator dan peralatan pemantauan jantung.
Baca Juga: Wabah Covid-19 di China Kembali Memburuk, WHO Khawatir, Minta Data Spesifik
Seorang kakek tua didorong dengan tandu, batuk hebat dan jelas kerepotan berjuang untuk bernapas.
Di unit gawat darurat, sekitar 50 orang mengantri untuk menerima triase atau prioritas penanganan berdasarkan tingkat kegawatdaruratan, termasuk pasien Covid-19. Seorang di depan antrian memberi tahu bahwa dia sudah menunggu lebih dari satu jam.
Ruang gawat darurat di rumah sakit berukuran sedang lainnya di pusat Kota Chongqing juga dibanjiri pasien. Sekitar 30 orang lanjut usia dipasangi infus, terjepit di antara tempat tidur dan kursi.
Beberapa bernapas melalui respirator dan beberapa dipasangi oksimeter denyut di jari mereka.
Seorang petugas kebersihan dan perawat di rumah sakit pertama mengatakan ada beberapa kematian per hari sejak keputusan mendadak pemerintah pada awal bulan untuk mencabut pembatasan kesehatan dan mengakhiri pengujian massal.
Tidak jelas apakah semua kematian terkait dengan virus corona.
Baca Juga: China Hanya Hitung Pasien Gagal Napas di Daftar Kematian Terkait Covid-19, Kenapa?
Seorang perempuan mengatakan, kerabat lansianya yang menderita gejala flu, dinyatakan negatif, tetapi meninggal setelah mereka tidak bisa mendapatkan ambulans tepat waktu.
Seorang perempuan lain berusia 20-an mengatakan dia curiga ayahnya meninggal karena Covid-19, meskipun dia belum menjalani tes Covid-19..
"Dia meninggal terlalu cepat, saat dalam perjalanan ke rumah sakit," isaknya. "Dia memiliki masalah paru-paru, awalnya. Dia baru berusia 69 tahun."
Di bawah definisi baru kematian akibat Covid di China, hanya mereka yang meninggal karena gagal napas -- dan bukan kondisi yang sudah ada sebelumnya yang diperparah oleh virus -- yang dihitung sebagai korban meninggal akibat Covid-19.
Itu berarti banyak orang mati di Chongqing, dan di seluruh negeri, bahkan tidak lagi terdaftar sebagai korban virus corona.
Di ICU rumah sakit pertama pada hari Jumat, petugas kebersihan mengatakan sebagian besar orang lanjut usia di situ meninggal.
Menunjuk ke ruang di mana ada tempat tidur beberapa saat sebelumnya, dia berkata, "Lihat, orang tua di sana baru saja meninggal."
Sumber : Kompas TV/France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.