DAMASKUS, KOMPAS.TV - Militan Kurdi di Suriah memperingakan bakal terpaksa tak lagi menjaga kamp tahanan ISIS setelah mendapat ancaman invasi dari Turki.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang merupakan pasukan militan Kurdi, mengatakan mereka tak lagi memiliki kapasitas untuk menjaga kamp tahanan itu.
Menurut mereka, hal itu akan terjadi jika akhirnya Turki melancarkan aksi operasi militer ke wilayah utara Suriah, yang dikuasai militan Kurdi.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya menegaskan Turki akan melakukan invasi ke Suriah utara, yang menjadi benteng militan kurdi.
Baca Juga: Erdogan Umumkan Turki Bakal Invasi Suriah, Menyasar Area Militan Kurdi
Serangan itu dimaksudkan sebagai balasan atas serangan bom di Istanbul pada 13 November 2022 lalu.
Setidaknya emam orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya terluka karena ledakan bom tersebut.
Turki pun menyalahkan militan separatis Kurdi atas serangan tersebut.
SDF, aliansi milisi Kurdi yang didukung oleh Amerika Serikat (AS), membantah keterlibatan atas serangan bom itu.
Mereka pun menuduh Turki menggunakannya sebagai alasan untuk membenarkan serangan melintasi perbatasan yang telah lama direncanakan.
“Ini akan menuntun pada perang sipil kedua di Suriah dan operasi kontra-terorisme melawan ISIS terpaksa dihentikan,” kata Kepala SFD Jenderal Mazloum Abdi dilansir dari BBC, Jumat (25/11/2022).
“Sebagai bagian dari koalisi internasional, kami berjuang dan mengalahkan ISIS, dan apa yang dilakukan Turki akan membuyarkan segalanya,” tambahnya.
Baca Juga: Sebut Indonesia Sahabat Sejati, Ini Profil Anwar Ibrahim yang Resmi Jadi PM Malaysia
Selama kampanye internasional melawan ISIS, AS sangat bergatung pada pasukan Kurdi untuk membasmi militan dari Suriah.
SDF juga bertanggung jawab atas penjara dan kamp penahanan yang menahan tersangka anggota ISIS dan keluarga mereka.
Salah satu fasilitas itu adalah al-Hol, yang menjadi tempat ditahannya keluarga terduga militan ISIS.
Sekitar lebih dari 50.000 orang tinggal di sana.
SDF mengungkapkan sejumlah serangan udara yang dilakukan Turki menargetkan al-Hol.
Serangan tersebut membunuh tujuh petugas keamanan yang bertanggung jawab menjaga kamp.
Baca Juga: Pemberontak Kurdi di Suriah Bersiap Halau Invasi Turki: Akan Ada Pertempuran Besar
Enam tahanan asing sempat kabur saat serangan, namun bisa kembali ditangkap.
Jenderal Abdi pun memperingatkan bahwa serangan Turki lainnya akan berdampak terhadap kemampuan pasukannya menjaga tempat itu.
“Pasukan kami akan sibuk melindungi orang-orang kami dan keluarga, sehingga kami tak bisa menjaga kamp,” tuturnya.
“Otoritas Turki telah menargetkan fasilitas sipil, layanan seperti gardu listrik dan fasilitas produksi minyak. Ini akan menjurus pada migrasi massal dan perpindahan orang secara internal,” lanjut Jenderal Abdi.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.