Baca Juga: Duh, 30 Anak di India Divaksinasi dengan Satu Jarum Suntik, Petugas Mengaku Hanya Diberi Satu Jarum
Pengadilan perkeretaapian di India sendiri adalah suatu badan kuasi-yudisial untuk mengurusi perkara terkait layanan kereta di India.
“Namun, kami menggunakan suatu putusan Mahkamah Agung tahun 2021 untuk membuktikan bahwa perkara ini dapat disidangkan di pengadilan konsumen,” sambungnya.
Chaturvedi mengaku keluarganya berulang kali membujuknya untuk meninggalkan perkara ini. Namun, ia bersikeras memperjuangkannya demi keadilan dan melawan korupsi.
Ganti rugi yang didapatkan Chaturvedi sendiri diakui tidak sebanding dengan perjuangannya secara fisik ataupun mental. Setelah perjuangan panjang, majelis hakim memutuskan ia berhak mendapatkan ganti rugi 15.000 rupee atau sekitar Rp2.765.000.
Majelis hakim juga memutuskan ia berhak mendapatkan uang kembalian yang belum dibayar pada 1999 silam.
Sebagai wujud ganti rugi, selisih uang kembalian itu mesti dibayarkan beserta bunga 12 persen per tahun yang dihitung dari 1999 hingga 2022.
North East Railway wajib membayarkan uang kembalian itu selambatnya 30 hari sejak putusan diterbitkan. Jika tidak, bunga akan dinaikkan menjadi 15 persen.
Chaturvedi sendiri mengakui bahwa ganti rugi finansial yang didapatnya begitu remeh dan tak sebanding dengan kesusahan yang ditimbulkan perkara ini. Namun, prinsip membuatnya nekat berjuang.
“Bukan uangnya yang penting. Ini selalu tentang perjuangan demi keadilan dan perlawanan terhadap korupsi. Jadi ini terhitung setimpal,” kata Chaturvedi.
“Juga, karena saya seorang advokat, saya tidak perlu membayar pengacara atau menanggung biaya perjalanan ke pengadilan. Dua hal itu cukup mahal,” lanjutnya.
Chaturvedi menyatakan kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi orang lain bahwa “jangan menyerah, bahkan jika perjuangannya terlihat sukar.”
Baca Juga: Politikus India Minum Air dari Sungai Suci untuk Buktikan Bersih, malah Berakhir di Rumah Sakit
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.