BEIJING, KOMPAS.TV - Bagian dari roket milik China yang diluncurkan baru-baru ini diprediksi akan jatuh ke bumi pada Minggu (31/7/2022) sekitar pukul 06.21 WIB.
The Aerospace, organisasi yang bergerak di bidang penelitian misi ruang angkasa, menyampaikan perkiraan itu pada Rabu (27/7/2022). Prediksi waktu jatuhnya roket bisa lebih cepat atau lambat hingga 16 jam.
Our latest prediction for #CZ5B rocket body reentry is: 30 Jul 2022 23:21 UTC ± 16 hours
— The Aerospace Corporation (@AerospaceCorp) July 27, 2022
Reentry will be along one of the ground tracks shown here. It is still too early to determine a meaningful debris footprint. Follow this page for updates: https://t.co/SxrMtcrMrs pic.twitter.com/wi2wykRain
Sebelumnya, China meluncurkan roket Long March 5B dari Situs Peluncuran Luar Angkasa Wentian di Hainan pada pada Minggu (24/7/2022).
Bagian badan roket yang seharusnya langsung jatuh beberapa jam selepas roket lepas landas, justru terbawa ke atas bersama muatannya dan menjadi sampah luar angkasa.
Kegagalan itu identik dengan peluncuran roket Long March 5B pada dua edisi sebelumnya yang jatuh di lepas pantai barat Afrika dan Samudera Hindia.
"Untuk melacak dan memprediksi jatuhnya puing roket, tim kami menggunakan kumpulan data publik. Hasilnya bisa dilihat ketika objek yang dilacak [roket] melewati salah satu kumpulan sensor di seluruh planet ini," kata Marlon Sorge via laman resmi The Aerospace.
"Sensor dapat menentukan di orbit mana objek berada, dan informasi itu dipakai untuk memprediksi jatuhnya roket serta kemungkinan tabrakan," imbuh Sorge.
Baca Juga: Adu Rudal, Ukraina Sukses Lumpuhkan Jalur Pasokan Rusia di Kherson
Hingga kini, masih belum jelas lokasi pasti jatuhnya sampah antariksa tersebut. Hasil analisa menunjukkan puing roket milik China bisa jatuh di sepanjang kawasan yang mencakup koordinat 41 derajat Lintang Utara (LU) hingga 41 derajat Lintang Selatan (LS).
Secara astronomis, wilayah Indonesia yang berada di 6 derajat LU hingga 11 derajat LS termasuk dalam perkiraan itu.
Sebelumnya, The Aerospace juga mengeluarkan pernyataan bahwa puing roket bisa jadi menimpa daerah berpenduduk.
Perusahaan itu menyebut benda seberat 25 ton tidak seluruhnya terbakar di atmosfer, biasanya 20 hingga 40 persen dari total massa objek besar akan mencapai tanah.
Atas kegagalan yang terulang, banyak pihak mengecam China yang dianggap tidak bertanggungjawab terhadap sampah antariksanya.
"Negara-negara penjelajah ruang angkasa harus meminimalkan risiko bagi orang-orang di Bumi dari jatuhnya objek ruang angkasa," ungkap Bill Nelson, administrator NASA.
"Jelas bahwa China gagal memenuhi standar yang bertanggung jawab terkait sampah ruang angkasa mereka," ujarnya.
Baca Juga: Satelit NASA Bikin Jalur Orbit Baru, Terbang ke Bulan Jadi Lebih Murah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.