VIANTINE, KOMPAS.TV - Laos menjadi negara berikutnya setelah Sri Lanka yang meminta minyak murah ke Rusia setelah mengalami krisis bahan bakar minyak (BBM).
Laos berniat memanfaatkan keuntungan dengan mengambil langkah netral atas serbuan Rusia ke Ukraina, demi mendapatkan akses ke minyak Rusia.
Sejak pertengahan Juni, Laos mengalami kelangkaan BBM, dan membuat barisan motor dan mobil mengantre sejauh 200 meter di pom bensin Ibu Kota Viantine.
Biasanya pom bensin di Viantine tutup sekitar pukul 9 malam, namun kini banyak dari mereka sudah tutup lima jam dari biasanya karena BBM telah habis.
Baca Juga: Inggris Marah dengan Laporan Wakil Dubesnya Ditangkap Iran: Itu Berita Palsu
Harga BBM pun meningkat 40 persen sejak Rusia menyerang Ukraina pada Februari lalu, dengan harga per liter mecapai 21.410 kip atau setara Rp21.518.
Akhirnya kenaikan harga pangan dan kebutuhan sehari-hari membuat kondisi ekonomi masyarakat semakin sulit.
Dikutip dari Nikei Asia, Laos telah melakukan pembicaraan dengan Rusia terkait pembelian BBM.
Media Laos melaporkan BBM Rusia lebih murah 70 persen dibandingkan pasokan internasional yang diakibatkan sanksi ke Rusia.
Laos memperoleh semua BBM-nya dari China, Thailand, Vietnam dan negara-negara terdekat lainnya.
Namun, Viantine kehilangan daya beli karena lonjakan harga komoditas.
Negara itu tak dapat mengamankan cukup BBM seperti yang diantisipasi, mendorong perburuan sumber yang lebih murah.
Rusia sendiri pada April lalu mengungkapkan ingin menjual BBM dan produknya ke negara bersahabat, dengan harga yang terjangkau.
Laos pun melihat komentar itu sebagai jalan keluar potensial dari kesulitannya.
Laos sedniri sebelumnya memilih abstain, saat PBB mengeluarkan resolusi untuk mengutuk penyerangan Rusia ke Ukraina.
Baca Juga: Cari Bahan Bakar, Presiden Sri Lanka Telepon Vladimir Putin
Presiden Laos, Thongloun Sisoulith mengatakan dalam Konferensi Masa Depan Asia pada Mei lalu bahwa Viantine tak akan berpihak pada konflik yang terjadi di Ukraina.
Keputusan itu tentunya yang diharapkan membuat Rusia merasa Laos sebagai negara bersahabat dan siap menjual murah BBM kepada mereka.
Sebelumnya seperti diberitakan KOMPAS.TV, Sri Lanka yang mengalami krisis ekonomi parah, juga meminta bantuan ke Rusia.
Bahkan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengatakan dirinya menghubungi Presiden Rusia, Vladimir Putin, meminta dukungan kredit untuk mengimpor bahan bakar.
Sumber : Nikkei Asia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.