Larangan gandum telah menuai kritik dari negara-negara Kelompok Tujuh atau G7 yang khawatir tentang proteksionisme karena inflasi melonjak setelah perang Ukraina.
India sebelumnya mengatakan siap membantu mengisi beberapa kekurangan pasokan yang disebabkan oleh serangan Rusia ke Ukraina pada Februari, yang menyumbang 12 persen dari ekspor global.
Amerika Serikat mendesak India membatalkan larangan ekspor gandumnya, kata duta besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield hari Senin. Ia memperingatkan, langkah itu akan memperburuk kekurangan komoditas global.
Baca Juga: Harga Gandum Melonjak ke Rekor Tertinggi Dunia, Mi Instan Berpotensi Jadi Makanan Mewah
“Kami mendorong negara-negara untuk tidak membatasi ekspor karena kami pikir pembatasan ekspor akan memperburuk kekurangan pangan,” katanya dalam pertemuan tingkat menteri tentang ketahanan pangan menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB.
Pertemuan PBB, yang akan dipimpin Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, akan melibatkan Menteri Muda Luar Negeri India Vellamvelly Muraleedharan. India saat ini memegang kursi tidak tetap di Dewan Keamanan PBB.
Thomas-Greenfield berharap pemerintah India akan mempertimbangkan kembali keputusan tersebut karena mendengar kekhawatiran yang diajukan oleh negara-negara lain.
Sementara India adalah eksportir kecil, jaminan pasokan dari stok penyangganya yang besar memberikan beberapa dukungan terhadap harga global dan meredakan kekhawatiran akan kekurangan besar.
Produksi gandum India dilanda suhu yang membakar. Negara itu mencatat rekor terpanasnya pada bulan Maret. Pemerintah pun terdorong untuk memperkirakan produksi akan turun setidaknya 5 persen tahun ini dari 109 juta ton pada 2021.
Harga gandum melonjak ke rekor tertinggi pada Senin, melonjak menjadi US$453 per ton saat pasar Eropa dibuka.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.