PENZA, KOMPAS.TV - Seorang guru di Rusia diperiksa dan terancam dipenjara setelah membuat komentar yang mengutuk penyerangan Rusia ke Ukraina.
Irina Gen, guru bahasa Inggris dan Jerman di Penza, Rusia terekam mengeluarkan komentar anti-perang di kelasnya.
Komentar tersebut rupanya direkam oleh siswanya, yang kemudian melaporkannya ke pihak berwenang.
“Selama Rusia tidak berperilaku beradab ini akan berlangsung selamanya. Mereka mulai mengebom Ukraina barat. Mereka ingin menggulingkan Zelensky dan pemerintahnya. Ini adalah negara berdaulat, ada pemerintahan berdaulat di sana,” ujar Gen dalam rekaman itu dikutip dari BBC.
Baca Juga: Putin Disebut Mulai Rekrut Tentara Tua yang Pensiun, Gantikan Pasukan Rusia yang Tewas di Ukraina?
“Yah, kami tak tahu semua detailnya,” ujar salah seorang siswi.
“Tepat! Anda semua tak tahu apa-apa, faktanya kalian tak tahu apa pun. Kita memiliki rezim totaliter di sini. Segala bentuk pembangkangan dianggap sebagai kejahatan pemikiran. Kita semua akan diusir selama 15 tahun,” jawab Gen.
Kepada Radio Liberty, Gen mengungkapkan rekaman tersebut direkam pada 18 Maret.
Ia meyakini orang tua murid meyakinkan siswanya untuk membuat rekaman tersebut, dan kemudian menyerahkan ke pihak berwenang.
Gen mengungkapkan Petugas Keamanan Federal Rusia datang ke sekolah pada 23 Maret lalu.
Ia mengatakan, mereka memberitahunya bahwa ia telah membuat kesalahan besar dengan mengatakan kepada siswanya mengenai serangan Rusia terhadap infrastruktur Ukraina termasuk pengeboman di Mariupol.
Baca Juga: Putin Dianggap Blunder Atas Ukraina, Finlandia dan Swedia Kian Dekat Gabung NATO
Pihak Rusia sendiri kerap membantah bahwa mereka telah melakukan penyerangan tersebut.
“Saya tak pernah menyangka seseorang akan membokong gurunya sendiri, atau orang lain terkait masalah tersebut,” tuturnya.
Gen kemudian memutuskan mengundurkan diri dari posisinya sebagai guru sejak 1 April.
Gen saat ini tengah diinvestigasi karena melanggar Undang-Undang (UU) sensor yang baru terkait penyebaran informasi palsu yang menjelekkan militer Ukraina.
Pelakunya akan mendapat hukuman penjara hingga 10 tahun dan denda sebesar 5 juta rubel atau setara Rp900 juta.
Baca Juga: Peringatan Adik Wali Kota Kiev: Jika Rusia Jatuhkan Ukraina, Seluruh Dunia Terancam Bahaya
“Pasti akan ada cobaan menyiksa menunggu saya, dan kemudian sebuah keputusan yang akan menentukan bagaimana saya bisa membangun hidup baru,” kata Gen.
Ini bukan pertama kalinya seorang guru di Rusia dilaporkan siswanya setelah mengeluarkan komentar anti-perang.
Sebelumnya guru bahasa Inggris di Sakhalin, Martina Dubrova didenda dan dipecat setelah mengungkapkan bahwa Ukraina bukan bagian dari Rusia.
Sama seperti Gen, rekaman suara Dubrova juga diambil oleh muridnya dan kemudian diserahkan kepada pihak berwajib.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.