TIRANA, KOMPAS.TV - Para pengungsi Afghanistan di Albania membuka pameran terkait kesan mereka di negara kecil yang berlokasi di Balkan Barat itu.
Pameran, “Albania di Mataku,” dibuka di Galeri Seni Tirana dengan foto-foto dari sekitar 20 warga Afghanistan yang menyelamatkan diri ke Albania musim gugur lalu.
Bagi Madiha Talash, 20 tahun, mahasiswa kedokteran yang datang bersama kakak perempuannya yang juga mahasiswa, pameran itu menunjukkan “keindahan sebuah negara”.
“Pameran ini menunjukkan bagaimana orang lain melihat keindahan Albania,” katanya kepada The Associated Press, Senin (31/1/2022).
Tiba di Albania adalah masa yang sangat sulit bagi mereka semua. Sekitar 70 staf Afghanistan dari American Councils for International Education beserta keluarga mereka datang pada bulan Oktober, sementara beberapa lainnya didukung oleh badan sepak bola global FIFA tiba sebulan kemudian.
Semua menemukan diri mereka sekarang ditempatkan di resor wisata di sepanjang Laut Adriatik.
Baca Juga: Taliban Didesak Selidiki Hilangnya Aktivis-Aktivis Perempuan Afghanistan
Sekitar 2.400 warga Afghanistan yang dievakuasi setelah Taliban berkuasa pada Agustus tahun lalu telah ditempatkan di Albania. Sekitar 300 telah pergi, terutama ke Amerika Serikat.
“Foto-foto itu menunjukkan betapa indah dan penuh warna Albania dan betapa bersyukurnya rakyat Afghanistan,” kata Mohammad Zafar Jaamay, seorang pengajar universitas berusia 34 tahun.
Anisa Ruseti, Wakil Wali Kota Tirana, sangat senang melihat bagaimana orang Afghanistan melihat Tirana, ibu kota Albania.
“Kami sangat senang mereka menemukan cara ini untuk menunjukkan keramahan kami,” katanya. "Kami sekarang menyebut satu sama lain sebagai teman."
Firroz Mashoof, 34, seorang fotografer yang datang ke Albania bersama istrinya, mengatakan orang Afghanistan memiliki banyak hal untuk diceritakan kepada dunia.
Baca Juga: PBB: Lebih Dari 100 Tentara Tewas Sejak Taliban Mengambil Alih Afghanistan
“Saya mencoba yang terbaik untuk melupakan masa lalu saya di Afghanistan, dan saya ingin memberi tahu dunia bahwa orang Afghanistan tidak akan pernah dibungkam,” katanya.
“Kami tidak bisa tinggal di sana lagi. Sekolah ditutup untuk anak perempuan dan untuk anak perempuan yang tinggal di sana sangat sulit saat ini,” kata Talash, seraya menambahkan dia berharap untuk segera bergabung dengan keluarganya di Washington D.C. “Situasinya berubah sangat buruk.”
Aria Mushahed, seorang dokter, senang bisa melahirkan bayi di negara yang aman.
Banyak perempuan Afghanistan di Albania merasa tidak nyaman membicarakan pengalaman mereka di kampung halaman, tetapi semuanya mengatakan mereka berharap untuk kembali ke negara mereka yang indah suatu hari nanti.
“Saya berharap negara saya akan damai dan saya akan kembali ke sana suatu hari nanti di kampung halaman saya,” kata Talash.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.