Kompas TV internasional kompas dunia

Abaikan Nasihat Pemerintah, Lebih dari 1 Miliar Warga China Ramai-Ramai Mudik demi Rayakan Imlek

Kompas.tv - 29 Januari 2022, 21:48 WIB
abaikan-nasihat-pemerintah-lebih-dari-1-miliar-warga-china-ramai-ramai-mudik-demi-rayakan-imlek
Warga China ramai-ramai mudik demi merayakan Tahun Baru Imlek di kampung halaman, seperti terlihat di sebuah stasiun di Guangzhou, Provinsi Guangdong, China, Jumat (28/1/2022). Warga China ramai-ramai mudik ke kampung halaman untuk merayakan Tahun Baru Imlek, yang merupakan hari raya terbesar di China.(Sumber: (Chinatopix via AP)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Fadhilah

BEIJING, KOMPAS.TV – Warga China ramai-ramai mudik ke kampung halaman untuk merayakan Tahun Baru Imlek, yang merupakan hari raya terbesar di China.

Mudik tetap dilakukan, kendati pemerintah meminta warga tetap di tempat dan tak pulang kampung demi meredam wabah Covid-19.

Hari raya yang dimulai dengan Malam Tahun Baru Imlek pada Senin (31/1/2022) ini menjadi pergerakan manusia terbesar.

Pasalnya, ratusan juta orang yang bermigrasi untuk bekerja, pulang untuk mengunjungi orang tua mereka di kampung halaman.

Terkadang, juga mengunjungi pasangan dan keluarga yang ditinggalkan selagi mereka bekerja.

Sejak liburan menjelang Imlek dimulai pada 17 Januari lalu, sekitar 260 juta orang telah bergerak selama 10 hari belakangan.

Jumlah ini terbilang kecil dibandingkan saat sebelum pandemi. Namun, dibandingkan tahun lalu, meningkat 46 persen.

Pemerintah memperkirakan adanya pergerakan total sebanyak 1,2 miliar orang selama libur Imlek, naik 36 persen dari tahun lalu.

Baca Juga: China Siap Perang Lawan AS, Ancam Bakal Ada Konflik Militer Jika Terus Ikut Campur Masalah Taiwan

“Saya tahu kami diminta menghabiskan Tahun Baru Imlek di Beijing, tapi saya belum pulang kampung selama tiga tahun terakhir,” ujar Wang Yilei, yang kampung halamannya terletak di Tangshan di timur ibu kota China itu. 

“Orang tua saya menua dan mereka sudah menanti kedatangan saya,” imbuhnya, dikutip dari Associated Press, Sabtu (29/1).

Ibu kota Beijing kini tengah memperketat kontrol untuk mengatasi wabah Covid menjelang pembukaan Olimpiade Musim Dingin yang prestisius.

Dibandingkan dengan India, Korea Selatan dan beberapa negara lain, jumlah infeksi virus di China terbilang lebih rendah.

Namun, strategi ‘nol toleransi’ Beijing yang bertujuan mencegah virus masuk ke China dengan mengisolasi setiap mereka yang terinfeksi, terus diuji.

Baca Juga: China Dukung Rusia, Ancam AS Agar Permintaan Putin Ditanggapi Serius

Para atlet, reporter dan tim ofisial di Olimpiade Musim Dingin diwajibkan mengindari kontak dengan dunia luar dengan harapan mencegah penularan.

Sekitar 106 dari 3.695 orang yang tiba dari luar negeri untuk Olimpiade, sejauh ini terbukti positif Covid-19. Dua di antaranya adalah atlet dan tim ofisial.

Orang-orang yang bepergian diwajibkan menunjukkan hasil negatif tes virus dalam jangka 48 jam sebelum keberangkatan.

“Kita seharusnya mudik untuk Tahun Baru Imlek selama yang kita bisa, jika kebijakan pencegahan lokal mengizinkan kita,” ujar Wu Jinpeng, seorang mahasiswa yang tengah dalam perjalanan dari Hainan di selatan menuju rumahnya di dekat Beijing.

Baca Juga: Jelang Imlek dan Ramadan, Malaysia Terancam Kekurangan Makanan akibat Banjir

Beberapa warga juga terancam dikarantina jika mereka tiba dari area yang berisiko tinggi.

Mereka dilacak oleh perangkat lunak ‘kode kesehatan’ di ponsel mereka yang merekam ke mana pun mereka pergi, juga hasil tes mereka.

“Saya telah menelepon hotline pemerintah daerah kampung halaman saya, dan mereka bilang saya boleh pulang, selama kode kesehatan saya hijau,” tutur Sun Jinle, seorang karyawan bank dari Qinghuangdao di timur Beijing.

 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x