LONDON, KOMPAS.TV - Inggris dikabarkan telah bersiap jika Rusia akhirnya menyerang Ukraina, setelah konflik selama berbulan-bulan di perbatasan kedua negara.
Pasukan Khusus Rahasia Inggris, SAS dikabarkan telah disiagakan di Ukrina dan akan diturunkan jika perang itu terjadi.
Salah satunya, mereka akan digunakan untuk mengevakuasi pejabat Inggris dari Ukraina.
Diungkapkan Mirror, anggota skuadron E SAS akan melakukan penyelamatan jika Rusia masuk terlalu dalam ke wilayah Ukraina.
Baca Juga: Inggris Ancam Rusia dan China: Barat akan Bersatu Lawan Kediktatoran
Situasi di perbatasan Ukraina memang terus memanas, apalagi setelah Rusia dikabarkan telah menyiapkan 100.000 pasukan di sana.
Apalagi, pasukan Rusia yang berkumpul tak hanya pasukan darat, tetapi juga personel pasukan amfibi.
Hal itu jelas membuat kondisi Ibu Kota Ukraina, Kiev semakin berbahaya jika Presiden Rusia, Vladimir Putin melakukan serangan penuh.
Meski begitu, jika serangan terjadi pejabat Kantor Departemen Luar Negeri Inggris di Ukraina bisa diselamatkan SAS.
Saat ini dipercaya bahwa pasukan khusus Inggris itu ditempatkan secara strategis di Ukraina, bertindak sebagai penasihat militer bersama rekan mereka dari Amerika Serikat (AS).
“Intelijen Inggris mengawasi perkembangan di seluruh Ukraina, khususnya di Krimea yang diduduki oleh pasukan Rusia,” ujar salah satu sumber keamanan.
“Manuver lainnya mungkin merupakan tipu muslihat untuk membelok dari Krimea dan Putin mungkin ingin memperluasnya ke arah Donbas yang diperebutkan,” ujarnya.
Namun, Departemen Luar Negeri Inggris menolak berkomentar terkait keberadaan pasukan SAS di Ukraina.
“Kami tak ingin berkomentar terkait pasukan khusus,” bunyi pernyataan mereka.
Meski banyak yang tak yakin serangan berskala penuh akan dilakukan Rusia, Hugo Crosthwaite, pemimpin analisis Eurasia di Firma Keamanan Intelijen Dragonfly, tak sependapat dengan itu.
Baca Juga: Ditabrak Mobil saat Siaran Langsung, Reporter Ini Tetap Beri Laporan Berita
Crosthwaite menegaskan Rusia akan melakukannya adalah agar tak terjadinya konsensi NATO terhadap keanggotaan NATO dan Donbas.
“Invasi Rusia di Ukraina sangat mungkin menjadi skenario yang akan terjadi pada beberapa pekan ke depan,” tuturnya.
“Ada beberapa perkembangan militer dan diplomatik yang menunjukkan risiko konflik antarnegara bagian yang parah., termasuk pasukan Rusia yang dikerahkan ke Belarusia dan upaya lebih lanjut oleh Kremlin untuk membuat dalih melakukan serangan,” kata dia.
Ia pun menegaskan usaha bersama yang dilakukan AS, Uni Eropa dan NATO untuk menghalangi Rusia pada beberapa bulan terakhir telah gagal.
Sumber : Mirror
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.