Kompas TV internasional kompas dunia

Rusia Tuntut Jawaban tentang Jaminan Keamanan sebelum Setuju untuk Bahas Ukraina

Kompas.tv - 18 Januari 2022, 23:56 WIB
rusia-tuntut-jawaban-tentang-jaminan-keamanan-sebelum-setuju-untuk-bahas-ukraina
Menlu Rusia Sergei Lavrov. Pemerintah Rusia, Selasa (18/1/2022), menolak pembicaraan baru tentang Ukraina kecuali Barat menanggapi tuntutan Rusia atas jaminan keamanan, seperti dilansir France24. (Sumber: France24)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

MOSKOW, KOMPAS.TV - Pemerintah Rusia, Selasa (18/1/2022), menolak pembicaraan baru tentang Ukraina kecuali Barat menanggapi tuntutan Rusia atas jaminan keamanan, seperti dilansir France24

Penolakan Rusia untuk berunding terjadi saat Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken bersiap terbang ke Kyiv untuk menunjukkan dukungan di tengah kekhawatiran akan invasi Rusia.

Puluhan ribu tentara Rusia berkumpul di perbatasan dengan Ukraina, dengan Kyiv dan Barat menuduh Moskow mempersiapkan invasi terhadap Ukraina, tetangganya yang pro-Barat.

Pembicaraan selama satu minggu di Jenewa, Brussel, dan Wina pekan lalu gagal meredakan ketegangan. Rusia bersikeras akan tuntutannya untuk jaminan keamanan ditanggapi dengan serius, termasuk larangan atas Ukraina secara permanen bergabung dengan NATO.

Menlu Rusia Sergei Lavrov, Selasa mengatakan, tidak akan ada negosiasi lebih lanjut sampai Barat memberikan jawaban yang tepat.

"Kami sekarang menunggu tanggapan atas proposal ini, seperti yang dijanjikan kepada kami, untuk melanjutkan negosiasi," katanya pada konferensi pers bersama dengan Menlu Jerman Annalena Baerbock yang sedang berkunjung.

"Mari berharap pembicaraan ini akan berlanjut," kata Lavrov.

Baca Juga: Situasi Ukraina Memanas: Inggris Kirim Senjata AntiTank, Kanada Terjunkan Pasukan Khusus

Ilustrasi. Seorang tentara Ukraina menyisir parit pertahanan yang memisahkan wilayah pemerintah dengan pemberontak pro-Rusia di Donetsk, Ukraina, pada 9 Januari 2022. Seiring buntunya negosiasi NATO dengan Rusia, Ukraina meminta bantuan militer untuk memitigasi agresi Rusia. (Sumber: Andriy Dubchak/Associated Press)

Washington langsung menolak tuntutan tersebut, yang juga mencakup pembatasan penempatan pasukan di bekas sekutu Pakta Warsawa seperti Polandia dan negara-negara Baltik bekas Soviet yang bergabung dengan NATO setelah Perang Dingin.

Departemen Luar Negeri AS mengumumkan, Blinken akan terbang ke Ukraina dan bertemu Presiden Volodymyr Zelensky pada Rabu (19/1/2022) untuk "memperkuat komitmen Amerika Serikat terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina".

Blinken kemudian akan menuju ke Berlin pada Kamis (20/1/2022) untuk pembicaraan empat arah dengan Inggris, Prancis dan Jerman mengenai krisis Ukraina, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.

Keempat negara akan membahas "upaya bersama untuk mencegah agresi Rusia lebih lanjut terhadap Ukraina, termasuk kesiapan sekutu dan mitra untuk memaksakan konsekuensi besar dan biaya ekonomi yang parah pada Rusia," kata Price dalam sebuah pernyataan.

Ukraina, AS, dan Uni Eropa semuanya menyuarakan keprihatinan mendalam atas penambahan pasukan Rusia, meskipun Moskow telah membantah berulang kali terkait dugaan akan menginvasi Ukraina.

Kyiv memerangi separatis pro-Moskow di timur negara itu sejak 2014, yang ditanggapi Rusia dengan mencaplok semenanjung Krimea dari Ukraina setelah terjadinya demonstrasi menggulingkan seorang pemimpin yang bersekutu dengan Kremlin.




Sumber : Kompas TV/France24




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x