Kompas TV internasional kompas dunia

Jelang Imlek dan Ramadan, Malaysia Terancam Kekurangan Makanan akibat Banjir

Kompas.tv - 14 Januari 2022, 15:01 WIB
jelang-imlek-dan-ramadan-malaysia-terancam-kekurangan-makanan-akibat-banjir
Petani cabai Ahmad Irham Mohd Noor dan keluarganya menengok lahan cabainya usai banjir menghancurkan panen cabainya di Dengkil, Selangor, Malaysia pada akhir Desember tahun lalu. (Sumber: Ahmad Irham Mohd Noor via The Straits Times)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Fadhilah

Bagi petani cabai Ahmad Irham Mohd Noor (40), luapan banjir hingga setinggi 3,4 meter di Dengkil, Selangor, benar-benar menghancurkan pertaniannya. Akibatnya, ia merugi sekitar RM100.000 atau sekitar Rp342 juta.

“Permintaan cabai selama Imlek cukup tinggi. Tanaman saya seharusnya dipanen akhir Januari, tapi sekarang semuanya hilang,” keluhnya seraya mengimbuhkan, dirinya belum menerima bantuan pemerintah. 

Menurut Lim, harga sayuran telah meningkat hingga 30 persen karena pasokan yang terganggu.

“Butuh setidaknya 1–2 bulan untuk membangun kembali, dan beberapa petani tak sekuat itu. Harga-harga bahan mentah juga telah naik,” ujarnya.

Banyak para penjual makanan yang dihadapkan pada pilihan mengurangi bahan baku atau menjual dengan porsi yang lebih kecil. 

“Intinya, mengurangi porsi makanan sama dengan menaikkan harga makanan, karena meski dengan porsi yang lebih kecil, konsumen tetap harus membayar (harga) yang sama,” terang Datuk Ringo Kaw, wakil presiden Asosiasi Chef.

Baca Juga: Media Malaysia Sindir PM Ismail Sabri dengan Video Presiden Jokowi, Ternyata Ini Sebabnya

Para pebisnis makanan, kata Kaw, tengah berjuang mengatasi kenaikan harga unggas yang mencapai 20 persen.

Biaya tambahan seperti kantong plastik dan peralatan sanitasi lain juga telah meroket hingga 35 persen.

Di antara kekhawatiran ini, Ketua Otoritas Pemasaran Pertanian Federal Mohd Fasiah Fakeh menawarkan jaminannya bahwa harga sayuran akan segera stabil setelah cuaca membaik.

“Kami yakin kami dapat menstabilkan harga sayuran dalam beberapa bulan ke depan, kemungkinan dalam satu hingga 2 bulan,” ucapnya. 

 




Sumber : The Strait Times/Malay Mail




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x