TOKYO, KOMPAS.TV - Hampir 60 persen pasangan pengantin baru di Jepang yang menikah sejak Oktober 2019, tidak menggelar pesta pernikahan. Pandemi Covid-19 tampaknya bukan satu-satunya alasan.
Informasi itu terkuak dalam survei yang digelar Meiji Yasuda Life Insurance. Dari seluruh responden yang menikah sejak Oktober 2019, sebanyak 58,8 persen mengaku tidak menggelar pesta.
Menurut Japan Today, angka tersebut hampir tiga kali lipat jika dibandingkan dengan mereka yang menikah sebelum Oktober 2019. Saat itu, hanya 20,4 persen yang tidak menggelar pesta pernikahan.
Survei tersebut digelar secara daring pada 12-15 Oktober 2021 dan diikuti 1.620 responden berusia 20-an hingga 70-an tahun.
Alasan utama yang diduga menjadi penyebab fenomena tersebut adalah pandemi Covid-19.
Baca Juga: Ingin Tiru Penikam Berkostum Joker di Kereta Tokyo, Pria 69 Tahun Diringkus Polisi
Yuichi Kodama, kepala ekonom di Meiji Yasuda Research Institute, mengatakan, pasangan pengantin baru mengalihkan anggaran untuk menggelar pesta dan bulan madu, untuk membeli perabot rumah tangga.
“Pandemi coronavirus membawa perubahan besar pada gaya hidup dan struktur kebutuhan para pengantin baru,” ungkap Kodama seperti dikutip dari Kyodo News.
Namun menurut Japan Today, yang menghimpun komentar-komentar online tentang fenomena ini menemukan, pesta pernikahan tradisional memang mulai ditinggalkan oleh warga Jepang.
“Menghabiskan uang untuk mengundang banyak orang untuk makan dan minum tidak lagi realistis, dan kupikir itu hal yang bagus,” tulis seorang warganet seperti dikutip Japan Today.
“Siapapun yang ingin memakai gaun dapat melakukan pemotretan yang bagus. Bahkan tanpa Covid-19 pun, upacara pernikahan sudah menurun trennya,” ujar yang lain.
“Lagian ada kemungkinan kau akan bercerai, ngapain repot-repot?!”
Baca Juga: Perpustakaan Haruki Murakami akan Dibuka di Tokyo Pekan Depan
Sumber : Japan Today/Kyodo News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.