GREYMOUTH, KOMPAS.TV - Hampir 11 tahun setelah tragedi ledakan di tambang batu bara Pike River, Greymouth, Selandia Baru, otoritas akhirnya mulai berhasil menemukan jasad korban. Ledakan gas metana di tambang tersebut menewaskan 29 orang.
Jasad mereka masih terkubur di dalam tambang, urung ditemukan, dan belum bisa dievakuasi. Pada Rabu (17/11/2021), polisi berhasil menemukan dua jasad.
Akan tetapi, jasad belum bisa dievakuasi karena tingginya kadar metana dalam tambang, masih berbahaya untuk dimasuki manusia.
Polisi menyebut temuan ini terwujud berkat teknologi kamera yang semakin berkembang. Polisi menggunakan kamera yang dimasukkan lubang galian untuk mencari jasad para penambang.
Inspektur polisi Peter Read menyebut mereka berhasil menemukan jasad dua penambang dan kemungkinan juga jasad ketiga.
Baca Juga: Longsor di Lokasi Tambang Emas Menimbun 8 Petambang, 2 Selamat dan 6 Orang Meninggal Dunia
Read menyebut dua jasad itu ditemukan di area jauh tambang yang masih dipenuhi metana.
“Ini hanya dua hari dari peringatan kesebelas ledakan tambang itu dan kami ingin menyampaikan dukacita kepada keluarga korban. Ini adalah pengingat jelas tentang rasa sakit dan kehilangan (akibat tragedi tambang,” kata Read.
Read menambahkan, kepolisian belum bisa mengidentifikasi jasad yang ditemukan. Namun, mereka hendak bekerja sama dengan ahli forensik untuk mencari tahu apakah identifikasi bisa dilakukan.
Menurut Read, investigasi kasus ini akan terbantu oleh penemuan dua jasad tersebut.
Ia juga menolak mengungkapkan kondisi jasad atau merilis gambar untuk menghormati keluarga korban.
“Anda bisa menduga sendiri seperti apa (kondisi jasad) setelah 11 tahun, tetapi saya tidak akan bicara detail mengenai apa yang ditunjukkan gambar,” kata Read.
Baca Juga: Penampakan Tambang Emas Runtuh di Niger, Akibatkan 18 Orang Tewas!
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.