PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.TV - Grup misionaris Amerika Serikat (AS) dan keluarganya telah diculik oleh kelompok bersenjata.
Setidaknya, 17 orang termasuk anak-anak, diculik setelah mengunjungi panti asuhan di dekat Port-au-Prince, Sabtu (16/10/2021).
Seorang juru bicara pemerintah AS mengungkapkan pihaknya telah mengetahui mengenai laporan penculikan tersebut.
“Kesejahteraan dan keamanan warga AS di luar negeri adalah salah satu prioritas tertinggi dari Departemen Luar Negeri,” ujar juru bicara tersebut dikutip dari The Guardian.
Baca Juga: Nenek 72 Tahun Selundupkan Kokain Rp19 Miliar di Kapal Pesiar, Meninggal Mengenaskan di Penjara
Sementara itu, Kedutaan Besar AS di Haiti tak merespons permintaan komentar di luar jam kerja.
Sedangkan juru bicara Kepolisian Haiti mengatakan saat ini dirinya tengah mencari informasi mengenai masalah tersebut.
Seperti dilaporkan Associated Press, sebuah organisasi yang berhubungan dengan insiden tersebut telah mengirimkan pesan suara ke sejumlah kelompok keagamaan.
“Ini adalah peringatan doa khusus. Berdoalah agar anggota geng itu mau bertobat,” bunyi pesan satu menit dari Pelayanan Bantuan Kristen yang berbasis di Ohio, AS.
Pesan itu juga mengatakan bahwa direktur dari misi di lapangan tengah bekerja dengan Kedutaan Besar AS.
Baca Juga: Pemimpin Junta Militer Myanmar Marah Tak Diundang dalam KTT ASEAN, Tegaskan Keberatannya
Masalah kekerasan memang menjadi sesuatu yang akut di Haiti.
Anggota kelompok kejahatan biasa melakukan penculikan dan meminta tebusan yang berkisar antara ribuan hingga di atas 1 juta dolar AS.
Kepolisian Haiti melaporkan setidaknya telah terjadi 328 penculikan yang dilaporkan pada delapan bulan pertama di 2021.
Hal itu jelas jauh lebih banyak dari keseluruhan tahun 2020, yang mencatat 234 penculikan, berdasarkan laporan dari Kantor Integrasi PBB di Haiti (BINUH).
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.