Saat ini Inggris dan Israel sudah memberikan vaksin dosis ketiga, yang memicu protes keras dari WHO, karena masih banyak negara miskin yang belum mendapatkan vaksin.
Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky membuka pertemuan hari Kamis dengan menekankan bahwa memvaksinasi mereka yang tidak divaksinasi tetap menjadi tujuan utama di AS dan di seluruh dunia.
Walensky mengakui bahwa data tentang siapa yang benar-benar membutuhkan booster segera masih belum sempurna.
Penasihat CDC menekankan bahwa rekomendasinya bisa berubah jika didapatkan bukti baru, bahwa memang lebih banyak orang yang membutuhkan vaksin booster.
Baca Juga: Amerika Serikat Pertimbangkan Pemberian Vaksin Booster untuk Warganya
Penasihat CDC menyatakan keprihatinan atas jutaan orang Amerika yang menerima suntikan Moderna atau Johnson & Johnson pada awal peluncuran vaksin.
Pemerintah masih belum mempertimbangkan booster untuk merek-merek tersebut dan tidak memiliki data tentang apakah aman atau efektif untuk mencampur vaksin tersebut dengan Pfizer.
Data CDC menunjukkan vaksin masih menawarkan perlindungan yang kuat terhadap penyakit serius untuk segala usia, tetapi ada sedikit penurunan di antara orang lanjut usia.
Dan, kekebalan terhadap infeksi yang lebih ringan tampaknya berkurang beberapa bulan setelah imunisasi awal.
Ketiga vaksin Covid-19 yang digunakan di AS, yaitu Pfizer, Moderna, dan Johnson and Johnson masih sangat efektif melawan penyakit parah, rawat inap, dan kematian.
Bahkan ketiga vaksin ini dinyatakan efektif untuk melawan varian delta yang sangat menular.
Namun demikian, baru sekitar 182 juta warga Amerika yang telah divaksinasi penuh, atau hanya 55 persen dari populasi.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.