Sebelumnya, Malaysia mencatat 20.546 kasus pada hari Minggu, di mana menjadikan Malaysia mempunyai empat hari berturut-turut dengan lebih dari 20.000 kasus.
Dalam sebuah pernyataan, istana mengatakan bahwa Muhyiddin akan tetap sebagai Perdana Menteri 'penjaga'.
Selain itu, pemilihan pemerintah baru tidak akan dilakukan dalam waktu dekat karena krisis Covid-19 yang masih melanda.
Baca Juga: PM Malaysia Muhyiddin Yassin Resmi Mengundurkan Diri, Namun Tetap Jadi Perdana Menteri Interim
Dalam pidatonya, Muhyiddin mengatakan bahwa dia tidak siap untuk bekerja dengan para koruptor, mengacu pada pengadilan korupsi yang dihadapi presiden dan anggota terkemuka lainnya dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang merupakan bagian dari koalisi yang berkuasa.
"Saya bisa saja mengambil jalan yang mudah dan mengorbankan prinsip saya untuk tetap menjadi Perdana Menteri," katanya di televisi.
“Tapi itu bukan pilihan saya. Saya tidak akan berkompromi dengan kleptokrat atau mengganggu kebebasan peradilan hanya untuk tetap berkuasa.”
Tidak jelas siapa yang mungkin memiliki dukungan yang cukup untuk membentuk pemerintahan baru mengingat sifat politik yang semakin kacau di negara di mana mayoritas penduduknya adalah etnis Melayu Muslim tetapi ada komunitas besar etnis Cina dan India, serta penduduk asli.
Koalisi untuk Pemilu yang Bersih dan Adil (BERSIH 2.0) mendesak siapa pun yang mendapat pekerjaan untuk segera menyerukan mosi kepercayaan di parlemen, dan berkomitmen pada visi pemerintahan multi-partai dan reformasi kelembagaan alih-alih “perdagangan kuda atas jumlah dan posisi” yang dikatakan telah membuktikan resep untuk ketidakstabilan.
“Pemerintah yang berpikiran pendek dan mementingkan diri sendiri akan dihukum dengan kejam oleh pemilih dalam pemilihan berikutnya,” kelompok itu memperingatkan dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Kecewa Lockdown Dibuka Terlalu Cepat, Warga Malaysia Unjuk Rasa Tuntut PM Muhyiddin Mundur
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.