Baca Juga: Waduh, Gereja Kuno Situs Warisan Dunia UNESCO di Ethiopia Dikuasai Oleh Pemberontak Tigray
Pada keluhannya ia mengungkapkan bahwa lumbung militer menghadapi masalah yang lebih serius daripada masalah kekurangan makanan yang dihadapi rakyat.
“Jika mereka akan memeras kita sambil tetap mengabaikan situasi di daerah dengan level bawah, dari mana kita akan menghasilkan semua beras itu, bukan pasir dari sungai,” bunyi keluhan sang mayor jenderal pada surat pemberitahuan itu.
Menurut surat tersebut dengan mengkritik kurangnya rasa realitas dari Kim Jong-un, pihak berwenang melihat sang komandan telah menjadi seorang sektarian.
Dengan mengungkapkan apa yang terjadi di surat pemberitahuan itu, pihak otoritas sepertinya ingin menyebar ketakutan.
Selain itu, juga menekankan siapa pun yang menentang kebijakan partai tak akan menerima pengampunan, siapa pun itu.
Baca Juga: Memposting Fotonya dengan Alat Bantu Seks, Influencer Turki Didakwa Membagikan Konten Cabul
Mereka juga menunjukkan bahwa pihak berwenang ingin meluruskan disiplin militer yang lesu, meski dengan gudang beras militer yang kosong.
Dengan memberikan hukuman kepada pejabatnya itu, Kim Jong-un tampaknya berniat mengalihkan perhatian dari kegagalannya dalam memerintahkan gerakan “Persediaan Makanan untuk Tiga Bulan”.
Pasalnya hal itu dilakukan tanpa lebih dulu memastikan keadaan stok makanan militer.
Hal itu diyakini bahwa Kim Jong-un berencana meminimalkan risiko dengan mengubah situasi menjadi masalah politik dan ideologis, terkait eksekusi komandan logistik militer.
Sumber : Daily NK
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.