Kompas TV internasional kompas dunia

Demi Perbesar Alat Kelamin, 2 Pria Ini Nekat Saling Suntikkan Krim Secara Bergantian

Kompas.tv - 17 April 2021, 12:06 WIB
demi-perbesar-alat-kelamin-2-pria-ini-nekat-saling-suntikkan-krim-secara-bergantian
Ilustrasi sakit karena suntikkan alat kelamin. (Sumber: Freepik.com)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Deni Muliya

Dokter yang merawat mereka meminta kedua laki-laki itu istirahat dan minum obat penghilang rasa sakit.

Harapannya, bengkak itu akan hilang dengan sendirinya.

Baca Juga: Terpaksa Tinggal di Kapal Kargo Sendirian selama 4 Tahun, Pelaut Ini Harus Berenang untuk Cari Makan

Namun, para ahli kulit di Rumah Sakit Universitas Strasbourg tidak tahu pasti apakah dua laki-laki itu telah merusak penis mereka secara permanen. 

Sebab, dua laki-laki itu tidak pernah repot-repot untuk kembali melakukan pemeriksaan.

Menurut laporan di jurnal 'Annales de Dermatologie et de Vénéréologie', fenomena menyuntik alat kelamin laki-laki adalah praktik lama.

"Ini mungkin dimotivasi oleh keinginan untuk memiliki penis yang lebih besar untuk meningkatkan harga diri atau untuk mencapai kinerja seksual yang ditingkatkan, atau mungkin menjadi bagian dari praktik chem-sex, di antara alasan-alasan lain,” tulis tim medis itu.

"Hal ini menjadi lebih mudah diakses karena pasien sekarang dapat menonton tutorial online, seperti yang terjadi dalam kasus ini," tambah mereka.

Akan tetapi, petugas medis memperingatkan pria tersebut bahwa suntikan di alat kelamin dapat menyebabkan bisul yang menyakitkan, gangren, dan disfungsi ereksi.

Baca Juga: Buat Website Palsu, 2 Hacker WNI Raup Dana Bansos Covid-19 Amerika Serikat Sampai 800 Milyar

“Ini tidak akan pernah berhasil dengan baik dan ada kemungkinan nyata bahwa akan ada kerusakan permanen dengan implikasi jangka panjang untuk ereksi mereka. Ini adalah sesuatu yang tidak akan dilakukan oleh orang yang berpikiran waras,” ujar Rich Viney, dokter pakar kandung kemih Rumah Sakit Ratu Elizabeth Birmingham.

Viney memperingatkan, aksi nekat semacam itu dapat berisiko menimbulkan luka, infeksi, hingga hilangnya fungsi alat kelamin.

Namun begitu, hal tersebut sesungguhnya berlaku untuk laki-laki dan perempuan.

"Jika seseorang ingin mengeksplorasi tindakan semacam itu, mereka harus berkonsultasi dengan spesialis yang berkualifikasi dan idealnya mencari lebih dari satu pendapat," ujar Viney, menyarankan.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x