Baca Juga: Banjir Terjang Xinjiang, China, 21 Pekerja Terjebak di Tambang
“Kami meminta peneliti, artis dan publik untuk tak memanipulasi sumber sejarah untuk menghormati korban,” ujarnya.
Loughrey sendiri menegaskan tak akan berkomentar hingga berbicara dengan Vice.
Sedangkan Vice telah memberikan pernyataan terkait permasalahan tersebut.
Baca Juga: Fasilitas Nuklir Iran Disabotase, Disebut sebagai Aksi Terorisme
“Artikel itu termasuk foto dari korban Khmer Merah yang dimanipulasi Loughrey dengan pewarnaan,” bunyi pernyataan itu.
“Ceritanya tak sesuai dengan standar Vice dan telah menghapusnya. Kami meminta maaf atas kesalahan tersebut dan menginvestigasi kesalahan yang timbul atas proses editorial,” tambahnya.
Loughrey sebelumnya mewarnai dan memberikan mulut tersenyum kepada foto dari korban di penjara S-21, yang berada di Phnom Penh, di mana lebih dari 15.000 orang tewas, yang kemudian ditampilkan di Vice.
Baca Juga: Luncurkan Kapal Perang, Vietnam Siap Perang untuk Pertahankan Laut China Selatan
Loughrey mengungkapkan dirinya telah berbicara dengan pihak museum untuk membuat foto tersebut bisa diakses semua orang.
Meski pada artikel Vice tak disebutkan bahwa gambar tersenyum itu merupakan editan, tapi sejumlah netizen yang melihat di Twitter menegaskan senyuman itu ditambahkan.
Hal itu yang kemudian membuat kasus ini menyeruak di Kamboja.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.