“Ini adalah perkara tentang bagaimana kami meningkatkan produktivitas dan daya saing perusahaan kami,” kata Tejero.
Mengurangi jam kerja dari 40 menjadi 35 per minggu pada 2017 menghasilkan pertumbuhan PDB 1,5% dan 560.000 pekerjaan baru, sebuah penelitian yang diterbitkan awal tahun ini di Cambridge Journal of Economics menemukan.
Gaji juga akan meningkat secara nasional sebesar 3,7%, terutama menguntungkan perempuan yang lebih sering mengambil pekerjaan paruh waktu, kata penelitian tersebut.
Baca Juga: Mendag Baru M Lutfi: Saya akan Transparan, Pastikan Ekonomi Indonesia Berjalan Baik dan Efisien
Software Delsol, di Spanyol selatan, menginvestasikan 400.000 euro tahun lalu untuk mengurangi jam kerja bagi 190 karyawannya dan sejak itu melaporkan pengurangan 28% dalam ketidakhadiran, dengan orang memilih untuk pergi ke bank atau menemui dokter mereka pada hari libur mereka.
Penjualan mereka meningkat tahun lalu sebesar 20% dan tidak ada satu karyawan pun yang berhenti sejak jadwal baru diterapkan.
Kritikus mengatakan ekonomi yang diguncang pandemi bukanlah skenario terbaik untuk eksperimen. Dengan kontraksi PDB 10,8% tahun lalu, yang terburuk sejak Perang Saudara tahun 1930-an, Spanyol mengalami lockdown yang terputus-putus dan hampir membekukan perjalanan internasional.
Beberapa ahli berpendapat prioritas seharusnya memperbaiki pasar tenaga kerja yang disfungsional di negara itu, yang menyeret salah satu tingkat pengangguran tertinggi di Eropa dan dirusak oleh pekerjaan berupah rendah.
Baca Juga: Luhut: Sudah Terlalu Lama Negeri Ini Tidak Efisien dan Suka Disogok-sogok
Carlos Victoria dari ESADE Business School juga memperingatkan terhadap pandangan yang menggunakan pendekatan 'satu ukuran untuk semua' dari proposal tersebut.
“Mungkin ada industri atau bidang ekonomi di mana pengurangan jam kerja tidak akan selalu mengarah pada peningkatan produktivitas,” kata peneliti kebijakan ekonomi itu.
Tetapi Más País berpendapat yang terbaik adalah mencoba terlebih dahulu dan memutuskan nanti bagaimana meningkatkannya - atau apakah akan melakukannya sama sekali.
Namun, tidak semua serikat pekerja mendukung sepenuhnya rencana tersebut, kaum konservatif bersikap defensif dan CEOE, asosiasi bisnis utama Spanyol, sejauh ini menawarkan tanggapan yang hangat-hangat tahi ayam terhadap proyek tersebut.
Namun demikian, setidaknya setengah lusin perusahaan menyatakan ketertarikan mereka atas ide pengurangan hari kerja, menurut Tejero, yang mengatakan uji coba tidak akan diluncurkan setidaknya sampai September, ketika dan jika vaksinasi massal bisa membantu menghidupkan kembali ekonomi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.