DAKAR, KOMPAS.TV – Badan Kesehatan Dunia WHO akan mengirimkan lebih dari 11.000 vaksin Ebola ke Guinea di Afrika Barat dalam beberapa hari ke depan untuk melawan epidemi mematikan yang baru-baru ini melanda kawasan N’Zerekore di bagian selatan negara itu.
Direktur regional WHO untuk Afrika Dr Matshidiso Moeti menyatakan pada Kamis (18/2) bahwa 11.000 vaksin Ebola tengah disiapkan di Jenewa dan diperkirakan akan tiba di Guinea pada akhir pekan. Vaksin tambahan sebanyak 8.600 dosis akan dikirimkan dari Amerika Serikat (AS), katanya. Program vaksinasi akan dimulai paling cepat pada Senin pekan depan.
“Sebanyak 30 ahli vaksinasi sudah dimobilisasi secara lokal dan siap berangkat segera setelah vaksin Ebola tiba di negeri ini,” ujar Moeti seperti dilansir dari Associated Press.
Baca Juga: Guinea Pastikan 3 Orang Meninggal Akibat Ebola, Kasus Pertama Sejak 2016
WHO telah memperingatkan 6 negara Afrika untuk waspada atas penularan Ebola, setelah Guinea dan Kongo mencatat sejumlah kasus infeksi Ebola dalam beberapa minggu terakhir.
“Tindakan kolektif yang cepat sangat krusial untuk mencegah penyebaran tak terkendali virus Ebola di tengah pandemi Covid-19, yang telah membuat para tenaga dan fasilitisa kesehatan kewalahan,” katanya.
Epidemi Guinea diumumkan setelah pertemuan krisis pada hari Minggu, kurang dari sebulan setelah pejabat kesehatan mendeteksi sejumlah kasus mencurigakan dengan pasien yang menunjukkan gejala diare, muntah-muntah dan mengalami pendarahan.
Baca Juga: Guinea Deklarasikan Kembalinya Wabah Ebola, Ini Gejala dan Penularannya Menurut WHO
Menurut Kementerian Kesehatan Guinea, para pasien tersebut tercatat hadir dalam penguburan seorang perawat yang meninggal pada akhir Januari dan dimakamkan pada 1 Februari lalu di Gouake di bagian selatan Guinea. Dalam pemakaman tradisional, para pelayat ikut mencuci dan menyentuh jenazah, dan interaksi melalui sentuhan langsung ini mampu menularkan virus Ebola. Virus Ebola biasanya menular ke manusia melalui binatang yang terinfeksi, seperti kelelawar, dan lalu menyebar di antara manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh.
Hingga Kamis (18/2), kata WHO, Guinea mencatat 3 kasus Ebola terkonfirmasi, termasuk 1 kematian.
Para pejabat kesehatan berharap meredam penyebaran Ebola di Afrika Barat, yang mengalami wabah mematikan Ebola dalam sejarah pada 2014 – 2016 yang menewaskan lebih dari 11.300 orang, sebagian besar di Guinea, Liberia dan Sierra Leone.
Baca Juga: Kongo Diancam Wabah Ebola di Tengah Pandemi Corona
Sierra Leone dan Liberia sendiri tengah melacak kemungkinan kasus Ebola di sekitar perbatasan negara.
Menteri Kesehatan Liberia Dr. Wilhelmina Jallah mengatakan pada Kamis (18/2), para pekerja kesehatan tengah melakukan tes pada seorang perempuan yang masuk ke Liberia pada 12 Februari dari kota Nzerekore di Guinea yang menunjukkan gejala Ebola. Perempuan itu kini tengah berada dalam isolasi demi menanti hasil tes.
Awal pekan ini, Sierra Leone melaporkan adanya sebuah kasus yang diduga Ebola dari seorang pria yang meski tidak memiliki riwayat perjalanan, namun menunjukkan gejala virus tersebut. Namun, “Rangkaian tes yang dilakukan terhadap pria itu menunjukkan hasil negatif Ebola,” terang juru bicara Kementerian Kesehatan dan Sanitasi Sierra Leone Harold Thomas.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan tengah melepaskan 15 juta dolar AS dari dana pemulihan darurat untuk membantu Guinea dan Kongo memerangi wabah Ebola yang baru.
Baca Juga: Wajib Tahu! Gejala dan Cara Penularan Virus Ebola
Pada 7 Februari lalu, Kongo di Afrika tengah telah mengumumkan 4 kasus Ebola di bagian timur negara itu, wabah pertama sejak 2020. Keempat kasus ini terjadi di area yang sama dengan epidemi Ebola ke-10 di negara itu yang menewaskan lebih dari 2.200 jiwa antara Agustus 2018 hingga Juni 2020.
Moeti mengatakan pada Kamis (18/2) bahwa hasil tes telah diperoleh, dan ada hubungan antara kasus Ebola kini dengan wabah Ebola sebelumnya yang terjadi di provinsi Kivu Utara di timur Kongo.
WHO mengatakan, lebih dari 8.000 vaksin Ebola tersedia di Kongo dan program vaksinasi sudah dimulai di Butembo sejak Senin lalu bagi mereka yang rentan tertular.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.