Sebagai sosok yang selalu mendukung Suu Kyi, Whin Theit juga mengkritik apa yang telah dilakukan Panglima Militer Myanmar, Min Aung Hlaing.
“Melakukan kudeta pada saat seperti ini membuktikan mereka tak bijaksana dan berpikiran sempit,” kata Whin Theit kepada majalah Frontier awal pekan ini.
“Saya merasakan kudeta yang dilakukan oleh Jenderal Ne Win pada 1962. Ekonomi Myanmar menderita hingga 26 tahun setelah kudeta yang dilakukannya,” tambah dia.
Baca Juga: Kudeta Myanmar: Junta Militer Blokir Facebook Untuk Bungkam Perlawanan
Kudeta militer Myanmar terjadi Senin (1/2/2021) setelah Suu Kyi, Presiden Win Myint dan sejumlah pemimpin lainnya ditangkap militer pada dini hari.
Hal ini merupakan buntut dari kemenangan telak NLD pada Pemilihan Umum (Pemilu), November lalu.
Kala itu, NLD mendapatkan 83 persen kursi di parlemen. Hal itu membuat pihak militer menuduh adanya kecurangan.
Baca Juga: Hilang 53 Tahun di Antartika, Dompet Ini Kembali Ke Pemiliknya
Pihak militer atau yang disebut Tatmadaw bahkan sudah menunjukkan tanda-tanda bakal melakukan kudeta setelah Min Aung Hlaing menegaskan ingin menghapuskan konstitusi.
Meski militer sendiri kemudian membantah hal itu, kudeta akhirnya benar-benar terjadi.
Saat ini keberadaan Suu Kyi dan Presiden Win Myint masih belum diketahui.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.