NAYPYIDAWA, KOMPAS.TV - Salah satu pemimpin senior Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) dan orang kepercayaan Aung San Suu Kyi ditangkap oleh militer Myanmar.
Adalah Win Htein yang ditangkan militer Myanmar, Jumat (5/2/2021) dini hari waktu setempat.
Win Htein mengungkapkan dirinya ditangkap oleh pihak militer berdasarkan Undang-Undang Hasutan.
Baca Juga: Joe Biden Putuskan AS Hentikan Dukungan pada Arab Saudi di Perang Yaman
Hal itu membuatnya terancam mendapat hukuman penjara seumur hidup
Win Htein menjadi pemimpin partai berikutnya yang ditangkap militer Myanmar setelah Suu Kyi dan Presiden Win Myint.
“Mereka tidak suka dengan apa yang saya katakan. Mereka takut dengan apa yang telah saya katakan,” tuturnya kepada BBC.
Baca Juga: Keseharian Indonesia dan Myanmar Ternyata Sangat Mirip, Selera Musik Sampai Gaya Jualan Kaki Lima
Politikus berusia 70 tahun itu memang kerap mengeluarkan pernyataan-pernyataan keras setelah kudeta yang dilakukan pihak militer.
Sebagai sosok yang selalu mendukung Suu Kyi, Whin Theit juga mengkritik apa yang telah dilakukan Panglima Militer Myanmar, Min Aung Hlaing.
“Melakukan kudeta pada saat seperti ini membuktikan mereka tak bijaksana dan berpikiran sempit,” kata Whin Theit kepada majalah Frontier awal pekan ini.
“Saya merasakan kudeta yang dilakukan oleh Jenderal Ne Win pada 1962. Ekonomi Myanmar menderita hingga 26 tahun setelah kudeta yang dilakukannya,” tambah dia.
Baca Juga: Kudeta Myanmar: Junta Militer Blokir Facebook Untuk Bungkam Perlawanan
Kudeta militer Myanmar terjadi Senin (1/2/2021) setelah Suu Kyi, Presiden Win Myint dan sejumlah pemimpin lainnya ditangkap militer pada dini hari.
Hal ini merupakan buntut dari kemenangan telak NLD pada Pemilihan Umum (Pemilu), November lalu.
Kala itu, NLD mendapatkan 83 persen kursi di parlemen. Hal itu membuat pihak militer menuduh adanya kecurangan.
Baca Juga: Hilang 53 Tahun di Antartika, Dompet Ini Kembali Ke Pemiliknya
Pihak militer atau yang disebut Tatmadaw bahkan sudah menunjukkan tanda-tanda bakal melakukan kudeta setelah Min Aung Hlaing menegaskan ingin menghapuskan konstitusi.
Meski militer sendiri kemudian membantah hal itu, kudeta akhirnya benar-benar terjadi.
Saat ini keberadaan Suu Kyi dan Presiden Win Myint masih belum diketahui.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.