Baca Juga: Macron Dianggap Hina Islam, Petinggi Negara Muslim Mengecam
Erdogan sendiri merasa Charlie Hebdo hanya sebuah media yang diisi bajingan dan tak pantas untuk menerima kata-kata darinya.
“Saya tak perlu mengatakan apa pun kepada para bajingan yang sudah menghina Nabi tercinta pada skala tersebut,” ujarnya dilansir dari Deustche Welle.
“Kemarahan dan kesedihan saya bukan karena penyerangan menjijikan yang mereka lakukan pada saya, tetap karena mereka merupakan media yang juga menjadi sumber ketidakpedulian terhadap Nabi terkasih yang sangat kita sayangi,” lanjutnya.
Baca Juga: Charlie Hebdo Terbitkan Kartun yang Mengejek Erdogan
Karikatur Nabi Muhammad yang kontroversial dikecam oleh masyarakat Islam dunia.
Bahkan beranjut hingga pertumpahan darah dengan diserangnya redaksi Charlie Hebdo pada 2015 lalu dan menewaskan sejumlah orang.
Namun, Charlie Hebdo kembali menerbitkannya sebagai cover pada September lalu.
Baca Juga: Terdampak Covid-19, Boeing Hingga Tahun Depan akan PHK 30.000 Karyawan
Hal itu kemudian membuat seorang guru sejarah dipenggal di Paris, Jumat (16/10/2020) waktu setempat.
Dia dipenggal tak lama setelah mendiskusikan mengenai karikatur Nabi Muhammad dan memperlihatkan karikatur tersebut.
Sayangnya Presiden Prancis, Emmanuel Macron memutuskan mendukung penyebaran karikatur Nabi Muhammad sebagai bentuk kebebasan berekspresi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.