PARIS, KOMPAS.TV - Seorang guru sejarah dipenggal di Conflans-Saint-Honorine, Paris, Prancis, Jumat (10/17/2020) waktu setempat.
Pembunuhan guru itu disebut berkaitan dengan diskusi yang dilakukan di kelasnya, mengenai karikatur Nabi Muhammad yang diterbitkan Charlie Hebdo.
Sang pembunuh pun ditembak mati oleh polisi tak lama setelah memenggal sang guru.
Baca Juga: Amerika Serikat Berencana Kembali Temui Perwakilan Korea Utara, Kapan?
Menurut kepolisan, sang pembunuh melakukan aksinya di jalanan di depan sekolah tempat dia bekerja.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengutuk keras insiden tersebut. Dia pun menyebutkan pemenggalan tersebut sebagai serangan terorisme.
Hal itu diungkapkannya saat mendatangi sekolah guru tersebut di Conflans-Saint-Honorine dan bertemu dengan para staf.
Baca Juga: Kepada AS, Prabowo Harus Tegaskan Kebebasan Indonesia Bersahabat dengan Negara Manapun
“Salah satu Kompatriot kita dibunuh hari ini karena dia mengajarkan, kebebasan berekspresi, kebebasan untuk percaya dan tak percaya,” tuturnya dilansir dari AP.
Dia pun mengimbau agar masyarakat Prancis tak terbelah karena kasus ini. Dia merasa hal itu yang diinginkan para ekstrimis.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.