Baca Juga: Makan di Sate Senayan Menteng, CEO Apple Tim Cook Nyobain Soto Betawi hingga Nasi Kuning
Pada bagian dua, "Rekal" yang terdiri dari 61 puisi, bukan lagi tentang masjid tua tapi lebih banyak mengungkap ritus dan budaya berislam di Batavia atau Jakarta seperti ngaji, ziarah kubur, tradisi lebaran, malam nisfu syaban, maulid nabi dan lebaran haji. Misalnya puisi "Hari Puasa Pertama: 1965-2005"
Djalanan kosong
Perut melompong
Lihat ajam ditarangan
Pisau meliuk di batu asahan
"Buat Buka"
Asap kabut merah
Beberapa istilah Betawi lama, yang sudah jarang digunakan saat ini, lagi-lagi diberi catatan kaki. Seperti kata "tarangan", yang artinya sarang tempat ayam bertelur.
Tapi pada bagian kedua, CGR sudah beralih ke Ejaan Suwandhi yang berlaku pada kurun 1947-1972, ejaan yang lebih mudah dibaca. Pada bagian akhir buku, ditampilkan dua puisi "Sakartul Maut" dan "Achir" menggambarkan ujung kehidupan manusia hingga ke liang kubur.
Sebagai anak Betawi asli yang lahir di Pondok Pinang, Jakarta Selatan, sejak awal CGR meneguhkan karya-karyanya dengan menggali kekayaan tanah kelahirannya tersebut. Dan itu tidak dilakukan sambil lalu, namun serius mempelajarinya. Untuk mengetahui kampung tempatnya dilahirkan misalnya, CGR sampai berkorespondensi hingga ke Belanda. Di sana dia mendapatkan data kampungnya yang tercatat pada abad 19 lengkap bersama kekayaan yang tersimpan di dalamnya.
Dan buku ini bukan karya pertama yang mengupas Betawai dari berbagai aspek, dia pernah menulis "Loewar Batang" (Luar Batang), "Langgar Tinggi", "Liswar", "Samse", "Beranca" hingga "Kembang Terate" dan "Tjente Manis Hoedjan Gerimis" yang juga ditulis gaya yang sama, dilengkapi dengan catatan budaya dan sejarah yang kaya.
Ketekunannya dalam menggeluti budaya tempat dia dilahirkan dan dibesarkan, tampaknya berpijak pada karakter masyarakat Betawi seperti pada lagu "Si Doel Anak Anak Betawi" atau "Si Doel Anak Sekolahan": Kerjaanya sembahyang mengaji. Bagi CGR, sembahyang dan mengaji itu diperluas maknanya. Bukan sekadar ibadah personal tapi jadi ibadah sosial, termasuk menulis dan berkarya hingga bisa dinikmati banyak orang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.