Pada penderita yang sudah parah, gejala sindrom Tourette dapat mengganggu komunikasi dan kualitas hidup secara signifikan.
Baca Juga: Setelah Sindrom Kelelahan, Casey Stoner Didiagnosis Alami Gangguan Kecemasan
Dikutip dari laman resmi Centers for Disease Control (CDC), cdc.org, penyebab sindrom Tourette hingga kini belum diketahui.
Namun, para ilmuwan tengah mempelajari penyebab dan faktor risiko sindrom Tourette. Hal ini penting untuk menemukan cara yang lebih baik untuk mengelola dan mengurangi risiko seseorang mengalami sindrom Tourette.
Sejauh ini, penelitian menunjukkan bahwa gen memainkan peran penting terkait penyebab sindrom Tourette. Studi genetik menemukan bahwa sindrom Tourette diwariskan sebagai gen dominan.
Sekitar 50 persen orang tua meneruskan gen tersebut kepada anak mereka.
Penelitian juga menunjukkan bahwa anak laki-laki yang memiliki gen sindrom Tourette 3-4 kali lebih berisiko mengalami sindrom Tourette ketimbang anak perempuan.
Selain itu, sindrom ini juga dapat dipicu oleh metabolisme abnormal zat kimia di otak yang disebut dopamin.
Baca Juga: Awal Mula Bondan Diajak Raisa Naik Panggung, Nyanyikan “Mantan Terindah” hingga Telepon Mantan
Beberapa penelitian lain juga menemukan bahwa sindrom Tourette adalah kelainan genetik yang kompleks, di mana terdapat kemungkinan besar terjadi akibat banyaknya gen yang berinteraksi dengan faktor lain di lingkungan.
Merokok selama kehamilan, komplikasi kehamilan, berat lahir rendah, dan infeksi menjadi faktor risiko seorang anak mengalami sindrom Tourette. Namun, hal ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Sumber : Mayo Clinic, CDC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.