Rangkaian pernikahan adat Yogyakarta berikutnya yaitu upacara Siraman untuk mengawali merias calon pengantin.
Upacara Siraman merupakan lambang untuk membersihkan lahir maupun batin calon pengantin, sehingga ketika dirias, maka wajahnya akan bersinar dan beraroma wangi.
Tahap ini biasanya dilakukan oleh pinisepuh, khususnya orang yang mempunyai cucu atau anak dan mempunyai budi pekerti yang baik, dengan tujuan dimintai berkahnya.
Beberapa hal yang perlu disiapkan antara lain air, kembang setaman, konyoh 5 warna, landha merang, santen kanil, air asam, kelapa
tua, kain/jarik. Siraman diakhiri dengan memecah kendhi.
Ngerik mengandung arti mencukur wulu kalong atau sinom atau rambut halus yang ada di dekat dahi
Upacara Ngerik dilakukan dengan tujuan supaya calon pengantin benar-benar bersih
lahir batin.
Ngerik ini biasanya dilakukan setelah Siraman dan sebelum mulai merias pengantin dengan riasan yang tipis, rambut digelung tekuk, memakaikan kain dan kebaya untuk persiapan Upacara Midodareni.
Midodareni berasal dari kata widadari/bidadari. Menurut kepercayaan,
pada malam hari, bidadari akan turun dan dapat memberi kecantikan kepada calon
pengantin perempuan.
Pada tahapan ini, calon pengantin perempuan sejak jam 06.00 sore hingga jam 12.00 malam tidak boleh tidur dan keluar dari kamar.
Calon pengantin perempuan juga tidak boleh bertemu dengan calon pengantin laki-laki dan tamu-tamu.
Inti dari tahapan perkawinan adat Yogyakarta yakni upacara Ijab. Inilah saat suatu perkawinan dinyatakan sah baik menurut hukum agama maupun hukum negara.
Dalam Upacara Ijab, pengantin laki-laki mengucapkan sumpah kepada Allah yang disaksikan oleh kedua orang tua dan seluruh sanak keluarga.
Upacara Panggih merupakan upacara simbolis bertemunya pengantin laki-laki dengan pengantin perempuan.
Pada upacara ini, pengantin laki-laki didampingi oleh orang tua dan keluarganya menuju rumah pengantin perempuan.
Pengantin perempuan keluar kamar didampingi oleh orang tua dan keluarga untuk melakukan serah-serahan sanggan, lempar-lemparan sirih, mencuci kaki dan memecah telur.
Kemudian kedua pengantin berjalan bergandengan menuju pelaminan untuk melakukan tahapan kacar kucur atau tampa kaya, dhahar walimah atau makan bersama, dan kemudian diakhiri dengan sungkeman kepada orang tua kedua mempelai.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.