Kompas TV entertainment lifestyle

Cara Memotivasi Anak untuk Berkembang, Mulai dari Komunikasi hingga Menghargai Proses

Kompas.tv - 28 Februari 2022, 07:35 WIB
cara-memotivasi-anak-untuk-berkembang-mulai-dari-komunikasi-hingga-menghargai-proses
Ilustrasi. Orang tua berperan penting dalam proses tumbuh kembang anak. Sebelum bisa memotivasi anak, orang  tua harus mengetahui terlebih dahulu minat dan bakat yang mereka miliki. Hal ini bisa dilakukan dengan berkomunikasi secara intens. (Sumber: Freepik)
Penulis : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Anak-anak sering kali mengeksplorasi minat dan bakat pada masa balita. Oleh karena setiap orang dilahirkan dengan potensi yang unik, anak turut mengembangkan nilai dan minatnya sendiri.

Untuk itu, agar mendapatkan informasi yang tepat, diperlukan juga peran orang dewasa untuk mengawasi perkembangannya.

Menurut psikolog, David Elkind, anak kecil kerap mendapatkan misedukasi apabila tak dituntun dengan informasi yang tepat. Terlebih, saat orang tua menentang habis-habisan hal-hal kecil yang sedang mereka eksplorasi.

Hal tersebut tentunya membuat anak tak nyaman dan malah kehilangan motivasi untuk berkembang.

Oleh karena itu, Mita Warnita, seorang Mom-fluencer, dalam siniar Obrolan Meja Makan episode pertama bertajuk “Peran Orang tua dalam Memotivasi Anak” mengatakan bahwa orang tua memiliki peran penting dalam mendampingi tumbuh kembang si anak.

Selain itu, diperlukan juga pemberian informasi yang tepat atas segala pertanyaan yang dilontarkan.

Dalam artikel Center on The Developing Child Universitas Harvard, terdapat beberapa rangkaian kegiatan yang bisa dilakukan orang tua agar terus bisa mendukung dan memotivasi anak untuk berkembang.

Ajarkan Anak untuk Terbuka

Sebelum bisa memotivasi anak, kita harus mengetahui terlebih dahulu minat dan bakat yang mereka miliki. Hal ini bisa dilakukan dengan berkomunikasi secara intens.

Berilah pemahaman dan kepercayaan pada anak untuk mencurahkan segala hal yang dipikirkannya kepada orang tua.

Bukalah obrolan ringan dengan anak pada waktu menjelang tidur. Dengan begitu, mereka akan merasa nyaman terhadap orang tuanya.

Mita menambahkan, "Jangan sampe anak tuh lebih percaya orang lain ketimbang orang tuanya sendiri. Jadi, sebisa mungkin, aku tuh belajar jadi temennya dia. Jadi orang pertama yang ngedengerin ceritanya mereka."

Doronglah Anak untuk Bereksplorasi

Ketika anak sudah mulai menemukan minat dan bakatnya, berilah kesempatan kepadanya untuk terus mengeksplorasi.

Sebagai orang tua, kita bisa memfasilitasi anak dengan berbagai media pembelajaran, baik lewat daring (lewat video interaktif) atau luring (mengikuti kursus tambahan). Hal itu dilakukan agar anak bisa terus mendapatkan pengalaman baru.

Dengan terus bereksplorasi, cakrawala anak akan menjadi semakin luas. Selain itu, dengan melakukan hal yang disukai, tingkat stres anak pun bisa menurun. Bahkan, ikatan anak dan orang tua pun jadi semakin erat.

Dampingi saat Anak Sedang Bereksplorasi

Saat sedang bereksplorasi, jangan biarkan anak melakukannya sendiri. Misalnya saja, kalau anak kita senang membuat kerajinan tangan. Pastinya, terdapat benda-benda tajam, seperti gunting atau jarum. Agar tak mengalami luka, orang tua harus mendampinginya.

Selain itu, orang tua juga harus mendampingi anak saat menggunakan gawai untuk mencari informasi. Banyaknya informasi di internet, membuat kita tak akan pernah tahu apa yang anak akses.

"Ngedampingin dan ngasih motivasi kalo (anak) mau jadi seperti itu. Kamu (anak) harus jadi orang yang bertanggung jawab, disiplin, dan konsisten," ujar Mita.

Berikan Reward pada Waktu-Waktu Tertentu

Saat anak berhasil mencapai sesuatu, jangan terlalu sering memberi hadiah. Hal itu justru bisa menyebabkan anak memiliki kecenderungan untuk mengharapkan reward. Apabila dalam prosesnya gagal, biasanya anak akan lebih merasa kecewa.

Mita pun mengungkapkan, ia lebih senang memberikan pujian kepada anaknya. Hal itu dilakukan agar anak percaya bahwa ia berhasil mencapai tujuan itu karena kemampuannya.

Ibu dengan dua anak itu menambahkan, "Aku gak mau nanti (anak) berharap untuk mencapai sesuatu, karena ada yang dia tuju. Jadi, bukan karena dia ikhlas ngelakuin itu. Bukan karena itu kewajibanku; karena aku mau dapet sesuatu."

Hargailah Proses daripada Hasilnya

Ketika kita memuji anak atas usaha yang telah dilakukan, itu dapat membantu mereka melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Anak pun akan lebih percaya diri dan termotivasi untuk berusaha lebih baik lagi.

Saat orientasinya hanya hasil, terkadang mayoritas orang tua akan memarahi anaknya karena menganggap mereka tak bekerja keras. Padahal, siapa tahu si anak sudah berusaha dan mengerahkan segala kemampuannya. Jadi, penting untuk kita agar menghargai proses yang anak lakukan.

"Kalo anak gak sesuai ekspektasi, aku gak masalah. Yang penting, poin-poin yang aku kasih, pernah dia terapin," tutup Mita.

Dengarkan siniar terbaru dari Medio, yaitu Obrolan Meja Makan, yang membahas seputar dunia parenting dengan konten audio kekinian. Akses sekarang juga siniarnya di Spotify atau klik tautan berikut https://spoti.fi/3GR3AVt.

 

Penulis: Alifia Putri Yudanti & Ristiana D Putri

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x