JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta para pengusaha properti memenuhi kebutuhan rumah untuk masyarakat yang saat ini masih kurang.
Jokowi menyebut kesenjangan antara total hunian terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan oleh masyarakat atau backlog sekarang jumlahnya 12,1 juta unit perumahan di tanah air.
“Kebutuhan kita masih sangat besar, backlog kepemilikan rumah itu masih 12,1 juta, ini adalah sebuah opportunity, sebuah peluang yang bisa dikerjakan oleh seluruh anggota REI,” kata Jokowi saat membuka Munas Real Estate Indonesia (REI) di Jakarta, Rabu (9/8/2023).
Jokowi menyampaikan, setiap tahunnya ada 700 sampai 800 ribu kepala keluarga (KK) baru di Indonesia.
Sehingga kebutuhan rumah akan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Baca Juga: Jokowi Sebut IKN Proyek Terbesar di Dunia, Tawarkan Pengusaha Beli Lahan 34.000 Hektar di Nusantara
“Pertumbuhan KK baru mencapai 700-800 ribu KK per tahun. Jadi kalau nanti anggota REI masih tambah, saya kira karena kesempatannya masih banyak. Sekali lagi, pertumbuhan KK baru itu 700-800 ribu per tahunnya,” ujar Jokowi dikutip dari Breaking News Kompas TV.
Pada kesempatan yang sama, Jokowi juga meminta para pengusaha untuk memperhatikan kebutuhan rumah masyarakat menengah ke bawah, yakni lewat Program Sejuta Rumah.
Jokowi berharap kolaborasi pemerintah dengan swasta dalam program itu terus berlanjut.
Dalam membantu rakyat kecil untuk memiliki hunian sehat dan layak.
“Kemudian juga perhatikan dampak sosial dan lingkungan, ini penting. Jangan sampai setelah ada pembangunan sebuah kawasan perumahan, misalnya, kampung di dekatnya air sumurnya kering, area kampungnya jadi banjir, tolong betul-betul dilihat hal-hal seperti ini, sampahnya juga tolong disiapkan di kawasan-kawasan perumahan,” tuturnya.
Baca Juga: Pengakuan Maba UIN Solo yang Dipaksa Daftar Pinjol, Ponselnya Diambil, Disuruh Foto Selfie KTP
Selain itu, Jokowi juga mengapresiasi sektor properti dan real estate masih tetap tangguh dan kompetitif di tengah perlambatan ekonomi global.
Ia menyebut sektor properti, real estat, dan konstruksi Indonesia termasuk yang tangguh dan tahan banting.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan, kontribusi REI terhadap perekonomian Indonesia dari 2018 hingga 2022 setiap tahunnya mencapai Rp2.300-2.800 triliun atau 16 persen dari produk domestik bruto (PDB) ekonomi kita.
REI juga berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja hingga mencapai 13-19 juta orang.
Hal itu menunjukkann kontribusi sektor properti yang sangat besar dan berdampak luas pada sektor ekonomi lainnya.
Baca Juga: Jalan Tol dan Jalan Arteri Primer di IKN Didesain Bisa Dipakai sebagai Landasan Pesawat
“Kenapa banyak negara ingin men-drive ekonominya lewat usaha real estate, usaha-usaha properti, ya karena kontribusi di PDB-nya sangat tinggi di semua negara. Dan multiplier effect-nya ke 185 subsektor industri lainnya, ini juga banyak sekali, enggak ada industri yang semasif ini efeknya, yang ada hanya di industri properti, real estat, dan konstruksi. Multiplier effect ke 185 subsektor," tutur Jokowi.
Ia mencontohkan, sektor properti memberikan keuntungan pada bisnis material, furnitur, interior, elektronik, alat-alat dapur, hingga industri penyedia jasa.
“Di material, semuanya industri tersangkut di sini: semen, batu bata, besi, cat, semuanya bergerak kalau industri properti dan real estat itu bergerak. Furnitur dan interior: kursi, lampu, kasur, toilet pasti laku karena ada rumah-rumah baru yang banyak. Elektronik, kita tahu semuanya kalau rumah baru pasti butuh TV, kulkas, dispenser, dan lain-lainnya, AC dan lain-lainnya," terang Jokowi
Baca Juga: Pengumuman! Tarif Tol Jagorawi dan Tol Sedyatmo akan Naik Dalam Waktu Dekat
"Alat dapur, kalau rumah baru pasti beli alat-alat dapur: panci, wajan, sendok, semuanya beli, garpu semuanya beli. Industri jasa, jangan lupa industri jasa, dari yang namanya tukang listrik, tukang sampah, tukang kebun, sedot wc, semuanya bisa bergerak,” sambungnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.