"Konteksnya jadi harus mundur uji coba untuk publik. Tapi apa itu ada problem yang di sistem kereta api? Enggak. Itu kan pakai Siemens (sistem software), konsultannya juga dari Inggris, ini lagi saling ngobrol, kan enggak apa-apa, saling cek," tutur Erick kepada wartawan di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (1/8).
Erick mengatakan, adalah hal yang wajar jika sebuah proyek besar dilakukan pemeriksaan menyeluruh sebelum beroperasi secara komersial.
Apalagi, LRT Jabodebek berjalan tanpa masinis. Ia pun menegaskan, keterlibatan Siemens pembuat software asal Jerman dan konsultan asal Inggris membuat kualitas LRT Jabodebek makin terjamin.
"Jerman punya sistem kereta api yang luar biasa, Inggris juga punya, boleh dong ngobrol. Ini yang kita dorong, supaya masyarakat terlayani dengan baik. Check and balance itu biasa," ucap Erick seperti dikutip dari Kompas.com.
"Dengan sistem yang sudah dipakai Siemens ini bagus, dan sudah enggak perlu dipertanyakan, di mana-mana pakai Siemens kok. Tapi konsultan dari Inggris-nya ingin cek sekali lagi, ya enggak apa-apa dong, enggak ada yang diumpetin kok, dan ini buat kebaikan masyarakat," sambungnya.
Baca Juga: Dicoret dari PSN di Era Jokowi, Kereta Cepat Jakarta-Surabaya akan Lanjut di Pemerintahan Berikutnya
Tadinya, uji coba untuk masyarakat umum akan dilakukan pada 27 Juli, kemudian diundur jadi 29 Juli, dan diundur lagi jadi awal Agustus. Tapi sampai saat ini belum ada tanggal pastinya.
Diberitakan Kompas.TV sebelumnya, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, proses pembaharuan perangkat lunak atau software operasi Light Rail Transit (LRT) Jabodebek sudah hampir rampung. Sehingga sebentar lagi siap dilakukan uji coba terbatas bersama penumpang.
Dirjen Perkeretaapian Risal Wasal mengatakan, hal tersebut sebagaimana hasil rapat evaluasi pada Selasa (25/7/2023) malam.
Ia menjelaskan, saat ini proses pembaharuan software operasi LRT Jabodebek sudah memasuki tahap penyempurnaan sistem integrasi antara sarana dengan pintu passenger screen door (PSD) yang terdapat pada peron stasiun.
"Tadi sudah dicoba juga untuk kereta melaju dan berhenti di peron, Alhamdulillah saat ini sudah lebih halus dan nyaman jika dibandingkan pada saat uji coba kemarin," kata Risal dalam keterangan tertulisnya, Rabu (26/7/2023).
Risal menerangkan, pembaharuan software yang dilakukan pada LRT Jabodebek mencakup pemutakhiran sistem automatic train supervison (ATS) dan trainguard mass transit (TMGT) yang berperan dalam mengatur jarak, dan interval antar kereta saat dioperasikan dalam mode driveless.
Baca Juga: Tarif Baru Ngecas Mobil Listrik di SPKLU, Fast Charging Rp25.000, Ultrafast Charging Rp57.000
Kedua sistem tersebut diperlukan pada pengoperasian kereta dengan tingkat otomasi (grade of automation/GoA) level 3 untuk memastikan keamanan dan keselamatan perjalanan kereta.
"Kami akan me-review hasil trial run yang dilakukan oleh rekan-rekan operator terlebih dahulu sembari menunggu proses penyempurnaan sistem integrasi pintu peron selesai dilakukan untuk keseluruhan sarana," tuturnya.
"Mohon doa dan dukungannya agar kami dapat melaksanakan persiapan operasional ini dengan optimal sehingga masyarakat umum dapat segera menikmati LRT Jabodebek," tambahnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.