Kompas TV cerita ramadan kalam

Jika Setan Dibelenggu selama Ramadan, Kenapa Manusia Tetap Berbuat Maksiat?

Kompas.tv - 7 April 2022, 09:13 WIB
jika-setan-dibelenggu-selama-ramadan-kenapa-manusia-tetap-berbuat-maksiat
Ilustrasi gambar setan (Sumber: Istimewa/triaskun.id)
Penulis : Baitur Rohman | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Semasa kecil, saat awal mengenal dan belajar puasa Ramadan, kita diperkenalkan pada satu hal oleh guru atau orang tua kita sendiri. Bahwasanya, di bulan Ramadan, setan-setan dibelenggu dan dikurung oleh Allah SWT.

Perihal setan yang dibelenggu selama bulan Ramadan ini, merujuk pada hadits:

Apabila bulan Ramadan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu ditutup dan setan-setan dibelenggu."

Hadits ini diriwayatkan Imam Muslim dari Yahya bin Ayyub, Qutaibah, dan Ibnu Hajar. Mereka meriwayatkannya dari Ismail bin Ja‘far, dari Abu Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah dari Baginda Nabi SAW.

Terkait kesahihannya, tak perlu diragukan mengingat hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya nomor 1079, yang termasuk salah satu dari dua kitab hadits paling otoritatif di tengah kaum Muslimin.

Baca juga: Kisah Azazil, dari Pemimpin Malaikat hingga Dikutuk Allah SWT Jadi Iblis

Kemudian, yang kita ketahui, setan dibelenggu agar tidak menggoda orang yang berpuasa sehingga mereka bisa fokus beribadah selama bulan suci Ramadan.

Namun, pertanyaan lain muncul. Pertanyaan ringan, unik, namun penting dicarikan jawabannya: Mengapa di bulan Ramadan masih banyak saja manusia yang maksiat dan mengumbar syahwat?

Melansir dari laman resmi NU, para ulama ternyata memiliki pandangan yang beragam terkait kata 'mengikat' atau membelenggu' di dalam hadits tersebut.

Al-Halimi yang dikutip oleh Badruddin Al-Aini dalam ‘Umdatul Qari mengatakan, mungkin saja hadits ini bermakna bahwa setan senantiasa mencuri-curi dengar informasi langit. Namun, pada bulan suci Ramadhan, mereka tidak dapat melakukan hal itu karena dibelenggu, termasuk menggoda manusia.

Sebagaimana diketahui, zaman Al-Qur‘an diturunkan mereka senantiasa dihalang-halangi mencuri tahu wahyu yang turun. Itu terjadi antara lain demi menjaga keotentikan wahyu. Mungkin pula hadits ini bermakna, pada bulan Ramadan setan tidak terlalu leluasa menggoda manusia layaknya pada bulan-bulan lain karena kesibukan manusia berpuasa, membaca Alquran, berzikir, dan seterusnya.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x