Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pola dan waktu makan saat berbuka.
"Makan harusnya tetap tiga kali (yaitu) setelah buka, lalu sholat, makan (berat), kalau setelah tarawih masih laper anak masih bisa makan," kata Damayanti.
Saat anak belajar puasa, maka penting untuk melihat kondisi anak, ketika tampak masih segar mengartikan dirinya masih kuat untuk tetap menjalankan puasa.
Sebaliknya, ketika anak yang belum wajib berpuasa merasa lapar dan mengaku tidak kuat izinkanlah mereka untuk berbuka.
Prof Damayanti juga menyarankan agar orangtua memperhatikan pola makan anak selama sahur dan berbuka.
Jenis makanan yang dibutuhkan anak harus seimbang, mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang cukup.
"Jadi kalau kita makan yang paling mengenyangkan adalah protein, misalnya susu yang merupakan sumber protein, bisa memperlambat rasa lapar dibandingkan makan karbohidrat saja," ungkapnya.
Baca Juga: Cara Mudah Bangunkan Anak-anak Saat Sahur Selama Bulan Ramadan
Sebagai informasi, saat anak belajar puasa maka kebutuhan nutrisi protein anak dalam satu hari adalah sebanyak 15 sampai 20 persen, lemak 30 persen, dan sisanya adalah karbohidrat.
Penuhi kebutuhan cairan anak dengan memberikannya air putih dan hindari terlalu sering minum minuman berasa.
Sebab, saat anak terbiasa minum minuman dengan gula tambahan keseimbangan insulinnya dapat terganggu.
“Kita biasakan anak minum air putih. Minum teh boleh tapi tidak sepanjang hari, (sebaiknya) dia tidak minum air yang berwarna atau berasa. Di antara waktu makan hanya boleh minum air putih agar mencegah obesitas," ujar Damayanti.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.