JAKARTA, KOMPAS.TV – Perkara makan sahur saat puasa Ramadan kerap disalahpahami. Bahkan, banyak yang menganggap bahwa hukumnya adalah wajib. Lantas, bagaimana jika tidak makan sahur, apa puasanya batal atau tidak sah?
Dalam buku Sejarah Puasa (Rumah Fiqih, 2021) karya Ustaz Ahmad Sarwat, Lc. MA dikisahkan tentang sejarah muasal dan hukum dari makan sahur yang kerap dimaknai sebagai bagian wajib dari prosesi puasa Ramadan.
Ternyata, makan sahur saat puasa bulan Ramadan hukumnya adalah sunah. Bukan sebagai syarat wajib berpuasa.
Makan sahur Sunah itu bermakna, jika dikerjakan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak mengakibatkan batalnya sebuah hukum alias tidak masalah. Puasa tetap bisa dilakukan meskipun tidak sempat makan sahur atau bangun kesiangan.
Meskipun hukumnya sunah, makan sahur dalam puasa Ramadan ternyata juga dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
“Meskipun makan sahur itu hukumnya sunah, namun secara tegas Rasulullah SAW menyebutkan bahwa makan sahur itu adalah hal yang membedakan antara puasa kita dengan puasa orang-orang terdahulu,” paparnya.
Puasa, dalam sejarahnya, juga dikenal di agama-agama sebelum Islam datang.
Baca Juga: Sejarah Puasa sebelum Islam Datang, Simak Penjelasan Berikut Ini
Secara khusus, makan sahur ini nantinya yang membedakan puasa bagi muslim dengan puasa-puasa para agama terdahulu, seperti puasa agama para ahli kitab, baik nasrani maupun yahudi.
Hal itu bukan sekadar karangan para ulama, melainkan benar-benar sabda Rasulullah SAW yang termaktub dalam Sahih Muslim, salah satu kitab babon dalam Islam terkait sumber hukum Islam.
Sabda Nabi Muhammad:Yang membedakan antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah makan sahur. (HR. Muslim)
Ustaz Sarwat dalam buku tersebut memaknai, dari hadis di atas muslim jadi tahu, rupanya umat-umat lain itu meski diwajibkan berpuasa, tetapi mereka tidak disyariatkan untuk melaksanakan makan sahur.
Hal ini yang membedakan makan sahur saat puasa Ramadan dengan puasa-puasa lain, tak terkecuali puasa ibadah agama-agama lain sebelum Islam.
Baca Juga: Sejarah Puasa Ramadan, Dimulai Tahun Kedua Hijriah
Dan pada kenyataannya, makan sahur saat puasa juga memiliki banyak hikmah di dalamnya.
Hikmah dari makan sahur itu akhirnya akan dirasakan sendiri oleh kita sebagai umat Muhammad SAW, yaitu puasa kita menjadi lebih kuat.
Hal ini diperkuat dengan Sabda Nabi Muhammad tentang makan sahur saat puasa Ramadan. Makan sahur bisa jadi penguat untuk menjalankan ibadah.
Mintalah bantuan dengan menyantap makan sahur agar kuat puasa di siang hari. Dan mintalah bantuan dengan tidur sejenak siang agar kuat salat malam. (HR. Ibnu Majah).
Itulah hukum makan sahur. Hukumnya ternyata tidaklah wajib, melainkan sunah. Meskipun begitu, makan sahur sangat dianjurkan untuk dilakukan agar kuat berpuasa. Wallahu a'lam.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.